Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mempersiapkan Ajal

18 Februari 2022   10:34 Diperbarui: 18 Februari 2022   10:38 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi Musa Menampar Malaikat

Dalam kitab Shahih Muslim ada sebuah kisah fenomenal tentang Nabi Musa yang menampar malaikat yang berwujud manusia. Secara spontan Nabi Musa menampar perwujudan tersebut sampai bola matanya terpecah. 

Lantas, Allah memberikan dua pilihan kepada Musa: apakah akan beralih kepada Allah  atau tetap berada di dunia beberapa saat lagi hingga malaikat maut datang kembali menjemput nyawanya.

Suasana malam di Makam KH Syarqowi || Dokumentasi pribadi.~
Suasana malam di Makam KH Syarqowi || Dokumentasi pribadi.~

Namun, Nabi Musa AS malah memilih untuk segera bersanding di sisi Allah dan meninggalkan kehidupan dunia. 

Allah kemudian mengabulkan doanya. Dalam hadis tadi, setidaknya kita memperoleh poin-poin penting.

Suasana pagi pengajian Haul KH Syarqowi || Dokumentasi pribadi
Suasana pagi pengajian Haul KH Syarqowi || Dokumentasi pribadi

Panjang umur manusia sudah ditentukan. Namun, Allah memiliki hak mutlak untuk menghapus dan menetapkan kematian manusia. Kematian itu sesuatu yang pasti dan tidak bisa ditolak. 

Andai di antara kita ada yang selamat darinya, tentu para nabi dan rasul juga sudah selamat dari kematian. Waktu manusia hidup sampai mati itu dinamakan ajal sebagaimana disampaikan oleh Gus Qoyyum dalam peringatan haul KH Syarqowi kali ini.

Suasana malam di makam KH Syarqowi || Dokumentasi pribadi.
Suasana malam di makam KH Syarqowi || Dokumentasi pribadi.
 

 Di dalam al-Quran kata ajal setidaknya disebut sebanyak 51 kali. Sedagnkan kata kata ajalain ada 1 kali. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendetail, Gus Qoyyum memberikan perincian untuk ayat yang memuat ajalin ma'dud, ajalin qhorib dan ajalin la raiba fih.

Pertama, Kata ajalin ma'dud (QS. Hud: 104). 

Ajal dalam ayat ini memiliki arti sebagai waktu yang bisa dihitung. Sebagai pecontohan pasien yang sudah dipasang ventilator, tentu umur yang dimilikinya tergantung terhadap alat tersebut.

Dalam beberapa kasus, Ulama tasawuf "mendapatkan bocoran' mengetahui akhir hayatnya. Gus Qoyyum memberikan contoh, anak dari pengarang tafsir Khotib  As -Syadzili ada 4 kitab. satu cerita pernah ia akan dicabut nyawanya, akan tetapi hal tersebut tidak jadi, diberikan bocoran dari malaikat tentang kematiannya..

Kedua, Kata Ajalin qorib (QS. An-Nisa: 77).

Dalam ayat ini, Ajal setiap orang akan semakin dekat bukan menjauh.  Pada tahun 1926, Imam Thantawi dalam tafsirnya meneliti tentang umur Diantara orang-orang yang tidak berumur panjang  adalah: penjagal binatang, dokter dan tukang meminta atau yang kita lazim sebut pengemis.

Dalam studi di jerman. Syekh Ratib An-Nabulsi menulis kitab mausuah asmail allah al-husna yang berjumlah 8 juz, kitab ini berisi tentang dokter jarang menyebutkan Allah dalam pengobatannya, menonjolkan keakuan dokter

Hal ini tentu tidak selaras dan menyalahi etika ketauhidan memiliki kecenderungan untuk idak menyandarkan kesembuhan pada Allah, hanya kepada obat dan operasi Dokter paling handal adalah Nabi Isa

Ketiga Kata Ajalan la raiba fih (QS. Al-Isra':99).

Syekh Syarf As-Syatiri, murid dari Sayyid Muhammad Alawi dalam kitab fawaid syatiri yang terdiri dari  3 juz. Dalam satu kesempatan, pengarag kitab ini pernah bercerita, nama orang namanya haznun. Haznun dalam bahasa arab berarti tanah tandus. Lalu oleh Nabi namanya diganti Sahal yang berarati tanah subur. Namun, ia malah menolak perubahan nama tersebut

Contoh dari ajalan la raiba fih diantaranya Qiyamat, hari pembangkitan dan siksa kubur. Manifestasi dari ajalan la raiba fih. Manusia hidup di dunia hanya sekali, dituntut untuk selalu mengedapankan bagaimana umat muslim memperoleh syafaat Nabi Muhammad. Langkah yang ditempuh untuk bisa dengan membaca shalawat secara rutin dimanapun dan kapanpun, merawat rumah Allah, dan meringankan urusan orang lain.

Sayyid at-Tijani, dalam kitab al fauz miliknya pernah bercerita. Suatu hari Nabi Musa melewati kampung yang subur dan penduduknya agamis, lain hari lwat lagi tapi suasanya berkebalikan. Allah kemudian menginformsikan ke Musa tentang penyebab mengapa kondisi masyarakat bisa berubah drastis, pada suatu hari ada tamu yang tidak solat berkunjung ke desa terssebut dan berdampak buruk kepada kondisi sosialnya, tidak terkecuali dengan kondisi pertanian. Air pengairan yang dimiliki oleh masyarakat dipakai tamu tersebut untuk membasuh muka, lantas berdampak buruk bagi tanaman yang ditanam oleh masyarakajt tersebut. 

Wallahu a'lam bis shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun