Setelah itu, kriteria kelisanan puitik menjadi menjadi kriteria yang paling sering diterapkan. Apabila para pengkritis syair menemui penyair tertentu dnegan cara yang cenderung pada pemikiran, maka akan dinilai sebagai satu penyimpangan dari metode Arab dalam penyusunan syair.
Penyimpangan ini dikenal beragam,seperti ketiakjelasan (ghumud), kerumitan (ta'qid), pelebih-lebihan keanehan (ighrab) atau sesuatu yang absur (muhal) yakni, sesuatu yang menyimpang dari kebenaran. Sebagai contoh adalah adanya kritikus yang tidak menamai Abu al-'Ala al-Ma'arri sebagai penyair. Akan tetapi menyebutnya sebagai al-Hakim (filsuf).
Sebaliknya, setiap tahun di bulan Haram, masyarakat Arab mengadakan festival syair di Makkah. Festival syair tersebut diadakan di pasar Ukazh.
 Syair yang keluar sebagai pemenang akan ditulis dengan tinta emas dan digantung di dinding Kabah. Terdapat tujuh penyair yang terkenal, yang kemudian dikenal dengan al-sab almuallaqat (tujuh syair yang digantung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H