Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Isu Komunisme Laku di Indonesia?

28 September 2020   13:46 Diperbarui: 28 September 2020   13:55 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku tentang Penghancuran PKI || Sumber gambar: Instagram Warung Sastra.

Dengan mencabut TAP MPRS nomor XXV/1966? Setidaknya 20 tahun yang lalu, Gus Dur memikirkan untuk mencabut TAP MPRS tersebut bukan untuk memgembalikan PKI, namun karena dua faktor. 

Pertama, PKI memang sudah habis dan bagaimanapun tidak bisa muncul lagi. Kedua, Gus Dur berkeinginan untuk menghilangkan stigma komunis dari jutaan saudara sebangsa yang masih saja diasingkan.

Satu hal yang menjadi catatan bahwa TAP MPRS no XXV/1966 menjadi satu bentuk kekuatan simbolis yang krusial. 

Hal tersebut dianggap krusial karena menjadi pertanda bahwa PKI tidak ada tempat lagi di Indonesia. TAP mengakhiri keterpecahan bangsa. Di Indonesia tidak ada ruang bagi suatu ideologi dan gerakan politik yang mendasarkan pada ateisme, sedangkan ideologi PKI adalah Marxisme-Leninisme dimana salah satu unsurnya adalah ateisme.

Isu komunisme yang saban tahun laku di Indonesia menjadi bukti bahwa ada beberapa orang yang ingin mendapatkan simpatisan, dengan memanfaatkan kengerian yang masih ada di masyarakat. Menuduh orang lain komunis dengan harapan menjatuhkan citra dianggapnya menjadi cara pintas untuk meraup suara. Sungguh politik identitas mencabik kesatuan dan persatuan bumi pertiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun