Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

"Mendzalimi" Kematian Petugas Pemilu

20 Mei 2019   10:44 Diperbarui: 20 Mei 2019   11:26 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotak Suara Berdarah ~ Sumber gambar: Fakartun

Selanjutnya, membatasi siapa saja yang pantas sebagai petugas pemilu, bukan hanya batas usia minimal, melainkan juga batas maksimal usia petugas sehingga bisa meminalisir risiko negatif terhadap kesehatan dapat direduksi. Proses penghitungan surat suara yang banyak telah memakan waktu dan melelahkan petugas, serta menjadi ganjalan uatama pemilu.

Semua kontestan berkeinginan untuk memenangi pemilu, namun di luar kemenangan tersebut apakah benar kita tengah berusaha memperbaiki demokrasi kita? 

Kezaliman demokrasi adalah jika kita memutuskan untuk acuh dan abai terhadap akar masalah dan keluar dari konteks untuk memperbaiki pelaksanaan pemilu pada masa depan. Kehilangan empati terhadap mereka yang gugur dalam pelasksaan pemilu adalah sebuah tindakan amoral. Apakah kita masih membiarkan ketidakberesan ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun