Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menuju Seabad Nahdlatul Ulama

31 Januari 2019   10:52 Diperbarui: 31 Januari 2019   10:55 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nahdlatul Ulama. (Dokpri)

Berbagai tokoh nasional yang sempat menduduki posisi sentral semisal Wakhid Hasyim, Idham Chalid, Saifuddin Zuhri, Ahmad Syaichu dan beberapa tokoh lainnya. 

Dalam masa Orde Baru, ketika agama dijadikan sebagai alat mengumpulkan dukungan politik praktis, Nahdlatul Ulama berusaha Independen dan menjaga jarak dengan politik. Hal dan Sikap memisahkan diri ini berdasarkan keputusan Muktamar ke-27 di Situbondo dimana Nahdlatul Ulama beritikad untuk kembali ke khittah 1926. 

Menginjak usia satu Abad, organisasi Nahdlatul Ulama begitu teramat dibutuhkan dan krusial. Partispasi Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keislaman dalam melawan radikalisme, ektremisme dan ketimpangan sosial di Indonesia merupakan sumbangsih yang begitu nyata, bagaiman K.H Hasyim Asyari mengomado perlawanan Seikerei dan mengueluarkan komando resolusi jihad. 

Pondok pesantren bisa berubah menjadi markas laskar Nahdlatul Ulama yang digerakkan oleh para Kyai kampung untuk melawan represi kolonialisme Belanda di Indonesia. 

Sebagai simpatisan dan bagian dari anak cucu Nahdlatul Ulama, kita tidak boleh leha-leha dan diam dalam kondisi kesenjangan sosial dan polarisasi politik saat ini. 

Berbagai upaya konkret telah dilakukan untuk membela hak individu dan masyarakat dalam melakukan ekspresi beragama, tugas kita adalah merawat dan menjaga kerukunan dan persatuan, Pengorbanan yang dilakukan oleh tokoh pendahulu Nahdlatul Ulama tidak sedikit, nyawa dan harta sekalipun akan rela dikorbankan untuk menjaga NKRI. Karena bagi kami warga NU, NKRI harga mati dari berbagai rongrongan yang destruktif. 

Selamat Harlah Nahdlatul Ulamaku yang ke-93 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun