Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Peduli Hak Asasi

20 Januari 2019   14:31 Diperbarui: 20 Januari 2019   14:47 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebab itulah, sebagian umat Islam menjadi pendukung gerakan tekstualisme, di samping karena latar belakang akademis yang tidak memadai tentang pemahak asasi manusiaan keislaman juga karena ketidakterasmbungan dengan literatur-literatur klasik Islam. Kendala tadi bisa diredam dan diminilasir bila kita memiliki kesiapan pengetahuan untuk membuka ruang dialog dan menemukan alternatif pandangan keagamaan yang selaras dengan tujuan luhur hadirnya nilai-nilai kemanusiaan. 

Kekuasaan yang tidak terkontrol seringkali menjadi sumber pelanggaran hak asasi manusia, kekuasan yang cenderung mementingkan pendapat dan kehendak sendiri dan tidak siap pandanganya dikritisi dalam ranah keterbukaan informasi. Pengelompokan sosial atas dasar kesukuan dan rasial berpotensi menjadi kendala dan munculnya konflik antar kelompok warga, hal ini seringkali berhubungan dengan kepentingan dan kesenjangan ekonomi. 

Seringkali kita melihat pemerintah Indonesia tidak memiliki ketegasan moral, terkhusus moral sosial politik. Bangsa Indonesia umumnya mengidap kelembekan dan sikap serba memudahkan. Inilah yang menyebabkan Indonesia tidak memiliki kepekaan yang memadai terhadap penyelewengan dan kejahatan sosial. Karena hal inilah, pelanggaran demi pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan kerap berulang. Selain itu juga kita melihat realitas sosial budaya Indonesia yang masih beragam, seringkali feodalisme menjadi salah satu sumber penyelewangan hak asasi manusia, ada perlakuan yang berbeda dalam hal harkat dan martabat. 

Seyogyanya kita terus menyuarakan sikap egaliter dan sikap kederajatan yang sama. Manusia dihargai atas prestasi dan amal sosialnya. Kedua pasangan tentu memiliki komitmen dan konsekuensi dari pernyataan dari janji kampanye yang mereka tawarkan ke masyarakat, tugas kita selanjutnya adalah mengawasi dan mengontrol kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terpilih nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun