Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rutinitas Kelabu

30 Desember 2018   12:16 Diperbarui: 30 Desember 2018   12:21 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rutinitas || Sumber gambar: Haris Fauzi Photos

Rutinitas bukankah ia terasa begitu kelabu antara mengungkapkan pengalaman baru dan menghabiskan sisa terik yang menganggu. 

Sebut saja rutinitas. 

Banyak yang menganggap bahwa ia begitu menyebalkan. 

Ketika fajar pun bersiul untuk pagi hari hanya untuk menjelaskan betapa pekerjaan dan kenyataan harus segera dihadapi. 

Mereka sepakat untuk mengumpulkan banyak tenaga untuk mengahadapi rutinitas. 

Menyerang bukan jawabannya hanya mengajaknya berbagi tempat untuk tersenyum sepanjang hari. 

Kebanyakan mereka yang benci rutinitas merasa seolah olah sedang bertaruh dengan lawan. 

Mereka mengahajar tapi tak kena. 

Mereka memukul tapi tak bisa. 

Kehidupan berlanjut hingga senja menutup. Rutinitas yang tak asing bagi mereka yang menyukainya. 

Begitu menggugah mengenalnya kembali, setelah tujuh hari lamanya. 

Mengenalnya sedemikian rupa, mencoba mengembalikan tenaga dan pengalaman. 

Mereka mewarnai rutinitas dengan hari yang cerah, katanya. 

Suatu saat mereka akan mengetahui rahasia-rahasia rutinitas.

Tak banyak yang menanti hadirnya pun tak ada yang tahu apa penyebab rutinitas  tak pernah lekang oleh waktu. 

Bukankah semua tahu bahwa satu minggu itu mempunyai tujuh keturunan, tapi mengapa banyak yang tidak menyukai rutinitas. 

Apakah mereka yakin dengan presepsi mereka? 

Menyatakan tanpa adanya bukti. 

Begitu rumitkah persoalan mengenai rutinitas ini sampai-sampai mereka rela meloloskan diri dari kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun