Rutinitas bukankah ia terasa begitu kelabu antara mengungkapkan pengalaman baru dan menghabiskan sisa terik yang menganggu.Â
Sebut saja rutinitas.Â
Banyak yang menganggap bahwa ia begitu menyebalkan.Â
Ketika fajar pun bersiul untuk pagi hari hanya untuk menjelaskan betapa pekerjaan dan kenyataan harus segera dihadapi.Â
Mereka sepakat untuk mengumpulkan banyak tenaga untuk mengahadapi rutinitas.Â
Menyerang bukan jawabannya hanya mengajaknya berbagi tempat untuk tersenyum sepanjang hari.Â
Kebanyakan mereka yang benci rutinitas merasa seolah olah sedang bertaruh dengan lawan.Â
Mereka mengahajar tapi tak kena.Â
Mereka memukul tapi tak bisa.Â
Kehidupan berlanjut hingga senja menutup. Rutinitas yang tak asing bagi mereka yang menyukainya.Â
Begitu menggugah mengenalnya kembali, setelah tujuh hari lamanya.Â
Mengenalnya sedemikian rupa, mencoba mengembalikan tenaga dan pengalaman.Â
Mereka mewarnai rutinitas dengan hari yang cerah, katanya.Â
Suatu saat mereka akan mengetahui rahasia-rahasia rutinitas.
Tak banyak yang menanti hadirnya pun tak ada yang tahu apa penyebab rutinitas  tak pernah lekang oleh waktu.Â
Bukankah semua tahu bahwa satu minggu itu mempunyai tujuh keturunan, tapi mengapa banyak yang tidak menyukai rutinitas.Â
Apakah mereka yakin dengan presepsi mereka?Â
Menyatakan tanpa adanya bukti.Â
Begitu rumitkah persoalan mengenai rutinitas ini sampai-sampai mereka rela meloloskan diri dari kenyataan.