Tingkat kepercayaan masyarakat pun mulai berubah. Eksistensi diri dan standar kepercayaan hanya diukur menggunakan dua hal: media sosial dan materi . Lihatlah ketika seorang petugas kebersihan mendadak terkenal karena fotonya saat tertidur di truk sampah menjadi viral.Â
Warganet tidak peduli dengan realitas di balik viralnya foto tersebut. Tentang alasan mengapa petugas kebersihan tersebut bisa sampai tertidur, hingga kepentingan apa yang mungkin saja melingkupi penyebar foto viral itu. Satu hal yang pasti, petugas kebersihan itu telah berhasil menghibur warganet.
Dan betapa damainya ketika tidak ada rasa saling curiga antara tukang kebersihan dan ibu kampung yang saling tawar untuk memperoleh kata sepakat. Ukuran yang mereka gunakan bukanlah uang, melainkan hanyalah kerupuk. Dua hal yang memiliki nilai tukar yang terpaut amat jauh.Â
Namun tidak ada pihak yang merasa ditipu, sebab ibu diizinkan untuk mencicipi kerupuk secara langsung. Sedangkan tukang kebersihan berhak menerima barang bekas yang sepadan dengan hal itu.
Lebih dari itu, tukang rongsok, pemulung, petugas kebersihan dan profesi yang berkaitan dengan sampah lainnya telah banyak membantu pemerintah. Setidaknya ada pihak yang mau berjibaku dengan sampah demi sesuap nasi. Seandainya mereka tidak ada, pastilah berbagai macam varian sampah akan bercampur menjadi satu, hingga sulit dilakukan pengolahan kembali. Mengingat kesadaran memilah dan mengolah sampah di kalangan masyarakat masih sangat minim.
Tukang kebersihan dengan kerupuknya pernah memberikan sumbangan besar dalam pemilahan dan pengolahan barang bekas .Tukang kebersihan juga menjadi sosok yang mampu membuktikan bahwa ukuran kebahagiaan bukanlah uang. Ia membuktikan bahwa kesederhanaan kerupuk pun mampu mengalahkan keangkuhan uang.Â
Hingga era digital terlahir dan memberangus semuanya, termasuk tukang kebersihan dengan kerupuknya. Di daerahmu, masih adakah tukang kebersihan yang menukar barang bekas dengan kerupuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H