Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mewaspadai Bom Laman Digital Kelompok Radikalisme

26 Desember 2018   22:11 Diperbarui: 28 Desember 2018   01:19 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bahasa yang lebih ekstrim, Islam Indonesia dikatakan sebagai sebuah lapisan tipis di atas kebudayaan lokal, sehingga mudah mengelupas di tengah timbunan budaya yang ada.

Kelompok radikal memaknai Islam tidak hanya sebagai agama (faith), melainkan pula sebagai sebuah negara (formal). Mereka menganggap bahwa kebangkitan negara terjadi ketika didasarkan pada syariat Islam, sebagaimana yang dibentuk oleh Nabi Muhammad di Madinah 15 abad silam. 

Sayangnya, kebangkitan Islam tersebut dimaknai secara legal formal, bukan pada tataran substansi dan niliai-nilai keislaman yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.

Membagikan Pengaruh Klik

Di era kemajuan teknologi dan informasi seperti sekarang, sebuah klik berarti keterlibatan. Hanya dengan sekali klik, seseorang bisa segera dilabeli pendukung atau penentang golongan tertentu yang sedang ramai konfliknya di internet.

Ketika satu berita dalam laman radikal diklik berulang-ulang, maka hal itu bisa memungkinkan konten untuk diakses oleh lebih banyak orang. Demikianlah algoritma dunia maya.

Konten yang meskipun bukan hal yang faktual, namun tersebar secara masif dan dibaca berulang-ulang dapat mengaburkan kebenarannya. Dan bahkan malah dapat dianggap sebagai sebuah kebenaran di mata netizen.

Sebagaimana pola yang dilakukan pemimpin NAZI Jerman, Adolf Hitler waktu itu. Membuat sebuah kebohongan besar dan sederhana, kemudian disampaikan berulang-ulang. Maka masyarakat akan membenarkannya. Dengan demikian informasi dalam laman radikal tidak hanya mempengaruhi perilaku seseorang, melainkan  mampu memanipulasi tindakannya secara massal.

Setiap informasi yang terus-menerus diterima masyarakat akan mengendap dalaalam bawah sadar. Suatu saat nanti jika terus diulang-ulang, masyarakat akan menganggapnya sebagai sebuah kebenaran, tanpa mengetahui validitas informasi yang didapatkannya.

Siapapun oknum yang berhasil menanamkan informasi sebanyak mungkin ke dalam alam bawah sadar manusia, maka ialah yang akan menguasai pikiran dan tindakan masyarakat. Peran semacam ini, belakangan terlihat telah dipegang oleh para pengelola laman-laman radikal.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tanggapan masyarakat, khususnya jumlah share, terhadap konten yang diunggah oleh laman-laman radikal. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat telah secara otomatis membaca konten yang diunggah. Ketika merasa tertarik, mereka pun membagikan konten itu kepada temannya di media sosial. Sehingga konten laman radikal akan tersebar dengan cepat dan masif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun