Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Restorasi Meiji dan Islamisasi Para Oppa Jepang

15 Desember 2018   04:43 Diperbarui: 16 Desember 2018   12:41 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Jepang bisa kita kategorikan dalam negara yang paling akhir mengenal agama Islam, tidak seperti Cina yang sejak awal mula turunnya Islam di Jazirah Arabia, sudah kedatangan para shahabat Nabi SAW dan telah banyak wilayah yang memeluk agama Islam. 

Bicara tentang dakwah Islam di Jepang, memang terlalu sedikit literatur yang bisa didapat. Tapi sejarah memang tidak menyuguhkan kepada kita tentang Jepang yang dimasuki dakwah Islam sejak masa lalu. Belum teridentifikasi secara akademik apa penyebab keterlambatan negara Jepang mengenal dan memeluk agama Islam. 

Memang pernah adanya kebijakan mengasingkan diri sekitar selama 200 tahun, mulai pertengahan abad ke-17, membuat Jepang tidak mempunyai kontak dengan dunia luar. Kemudian pada zaman Restorasi Meiji tahun1875, literatur-literatur mengenai Islam yang berasal dari Eropa atau Cina, mulai diterjemahkan dan masuk ke Jepang.

Salah satu sumber otoritatif yang ada menunjukkan Jepang baru mengenal Islam di tahun 1952. Sumber yang laini menyebutkan bahwa Islam sudah sampai di Jepang lebih awal lagi. Sebab Masjid di Kobe sudah berdiri sejak tahun 1938. 

Dan ikut mengalami pengemboman dalam perang dunia kedua. Boleh dibilang babwa Islam terlambat masuk Jepang. Setelah dakwah Islam berekpasnis dari Maroko hingga Maraoke, ternyata Jepang malah baru kenal Islam di abad 20.
Bangsa Turki dan Islamisasi Jepang

Negara Jepang mengenal Islam lewat datangnya bangsa Turki. Kisahnya bermula dari perstiwa yang terjadi di tahun 1890, ketika ada sebuah kapal asal Turki tenggelam di perairan Jepang. Kapal itu bernama Ertogrul. 

Konon dari kurang lebih 600 awak kapal, hanya 69 dari mereka yang selamat. Pemerintah dan rakyat Jepang bersama berusaha menolong para penumpang yang selamat dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yang meninggal dunia. Peristiwa ini menjadi pencetus dikirimnya utusan pemerintah Turki ke Jepang pada tahun 1891. Hubungan yang sangat baik dengan Turki ini, juga mengantarkan kemenangan bagi Jepang dalam peperangan dengan Rusia tahun 1904. 

Setelah peristiwa tersebut, yaitu sekitar tahun 1900-an, untuk pertama kalinya warga muslim Jepang pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Sejak saat itu, Islam mulai dikenal secara luas.

Di tengah politik ekspansi Jepang pada Perang Dunia II, timbul minat tinggi terhadap rakyat Asia. Orang Jepang mulai tahu bahwa di antara rakyat Asia ada rakyat muslim. Muncullah kebutuhan untuk melakukan penelitian tentang Islam. Maka dibentuklah banyak lembaga penelitian, organisasi maupun perkumpulan kajian Islam, bahkan juga terbit berbagai majalah dan bukunya. 

Namun dikarenakan pemerintah Jepang di masa itu, memandang Islam tidak sesuai dengan azas militer Jepang serta Shintoisme yang memuja banyak dewa. Karena itu dakwah Islam tetap tidak diperbolehkan.

Setelah Perang Dunia II berakhir dan banyak Negara di Asia dan Afrika meraih kemerdekaan, mulai bermunculan banyak negara Islam di panggung dunia. Terjalinlah hubungan erat antara Jepang dengan negara-negara Islam, terutama karena Timur Tengah adalah sumber minyak bagi Jepang. Oleh karena itu, Jepang makin berfokus dalam hubungan diplomatik dengan berbagai negara Islam, baik dari segi diplomasi maupun ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun