Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menulis Cinta dengan Akal

20 Agustus 2018   15:49 Diperbarui: 20 Agustus 2018   15:55 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia sejati adalah mereka yang menulis dengan hati bukan benci.

Itu yang bersifat vertikal-transendental. Bagi kita sendiri, menulis akan mendekatkan kita pada realitas; baik internal diri kita maupun di luar diri kita. Jamak kita ketahui, sebuah tulisan dapat menjadi teman curhat (curahan hati) yang paling baik di saat hati atau perasaan kita sedang mengalami "goncangan".

Itulah yang dilakukan oleh Chairil Anwar saat kehilangan neneknya yang amat dekat dan sangat disayanginya. Chairil menumpahkan kesedihannya itu di atas guratan-guratan sajak yang ia tulis hingga membuat namanya menjadi perbincangan hangat di kalangan penyair kala itu (Sjuman Djaya, Aku: 2003).

Chairil menulis dengan hatinya:

Bukan kematian benar menusuk kalbu

Keridlaanmu menerima segala tiba

Tak kutahu setinggi itu di atas debu

dan duka maha tuan bertahta...

Melalui tulisan seseorang dapat menumpahkan kesedihan, kegembiraan, kesenangan atau apapun seperti halnya Chairil. Bahkan seseorang bisa menjadi produktif dalam menulis karena selalu menumpahkan segala isi kepalanya di atas kertas. Bagi kalangan remaja, buku Diary merupakan teman "curhat" yang paling sering diajak untuk menyelami perasaan mereka.

Dalam novel Jalan Sunyi Seorang Penulis, Muhidin M. Dahlan (2005), bercerita tentang seorang mahasiswa yang mencintai seorang mahasiswi. Tetapi karena ketidakberaniannya untuk mengungkapkan secara langsung, maka dia berinisiatif untuk menulis perasaannya itu lewat sepotong sajak cinta yang diterbitkan dalam sebuah buletin.

Meski pada akhirnya gagal dan cintanya bertepuk sebelah tangan, tetapi paling tidak, cerita itu memberikan inisiatif kepada kita, bahwa menulis, apapun bentuknya, seperti mudahnya kita saat mengungkap apa yang kita rasa, termasuk saat kita sedang jatuh cinta, atau menulis surat cinta.

Cinta dan menulis, menjadi dua hal yang kontemplatif, dan saling mengisi. Joanne Kathleen Rowling, penulis Harry Potter yang fenomenal itu bahkan amat menekankan betapa pentingnya perasaan cinta saat menulis. Bahkan "aku akan menulis sekalipun belum tahu akan diterbitkan atau tidak," seru Jo, panggilan akrab J.K. Rowling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun