Mohon tunggu...
Haris Khoironi
Haris Khoironi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Sebagian Besar Siswa di Indonesia Kesulitan Merencanakan Masa Depan Mereka?

5 Desember 2023   19:35 Diperbarui: 8 Desember 2023   17:37 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 
Pendidikan di Indonesia memiliki tantangan yang besar, terutama terkait dengan ketidakmampuan siswa untuk memiliki visi masa depan yang jelas. Sebagian besar siswa sering mengalami kehilangan arah karena kurangnya pemahaman tentang diri mereka sendiri. Mereka punya banyak impian saat belum sekolah, namun semangat dan kreativitas mereka memudar seiring berjalannya waktu di sekolah.
 
Anak-anak yang seharusnya penuh imajinasi dan impian besar, ketika sudah di sekolah, hanya menjalani rutinitas tanpa pemahaman yang jelas mengenai tujuan sebenarnya. Mereka kehilangan impian dan bakat mereka. Hal ini menciptakan masalah yang lebih besar ketika sampai di jenjang kuliah, di mana banyak siswa memilih jurusan berdasarkan kepraktisan untuk mendapatkan pekerjaan, bukan berdasarkan minat atau bakat mereka.
 
Untuk mengidentifikasi karakteristik diri mereka sendiri, sebagian besar siswa harus mengeluarkan uang untuk psikotes. Seharusnya, sistem pendidikan membantu mereka untuk menggali potensi dan mengasah bakat mereka. Sayangnya, siswa kehilangan impiannya di masa kecil mereka karena kurangnya pemahaman tentang tujuan sebenarnya dari pendidikan.
 
Sekolah seharusnya menjadi tempat belajar, bukan tempat doktrin. Namun pada kenyataannya, siswa lebih sering diminta untuk menjawab daripada bertanya. Mereka harus menyesuaikan diri dengan kurikulum yang terkadang kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari. yang bertanya justru dihadang, padahal pertanyaan adalah tanda keingintahuan, keinginan untuk belajar, dan pencarian identitas.
 
Seorang pembelajar seharusnya lebih banyak bertanya daripada menjawab. Namun, di sistem pendidikan kita, siswa lebih sering diminta untuk menjawab dan mematuhi aturan daripada diberi kebebasan untuk bertanya dan mengeksplorasi. Hal ini menyebabkan siswa kehilangan kreativitas, keberanian, dan kepercayaan diri.
 
Setiap siswa memiliki karakteristik, bakat, dan minat yang berbeda. Kita harus mengakui bahwa siswa terlalu dini dibatasi oleh kurikulum yang memaksakan aturan dan materi tertentu. Mereka harus diberikan ruang untuk berkembang sesuai dengan keunikan masing-masing.
 
Keberhasilan seharusnya tidak hanya diukur dari nilai akademis. Setiap individu memiliki keberhasilan masing-masing, dan sistem pendidikan seharusnya membantu mereka menemukan passion mereka sehingga mereka dapat meraih keberhasilan sesuai dengan keunikan dan keinginan mereka.
 
Pendidikan merupakan dasar dari masa depan suatu bangsa. Perlu adanya upaya untuk mengubah sistem pendidikan di Indonesia. Kita harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya, menjelajahi minat dan bakat, dan menemukan tujuan hidup mereka. Pendidikan seharusnya tidak hanya menciptakan pekerja, tetapi juga menciptakan individu yang kreatif, berpikir kritis, dan memiliki identitas yang kuat.
 
Diperlukan adanya perubahan sistem pendidikan agar lebih mendukung perkembangan penuh potensi siswa. Kita perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendorong pertanyaan, eksplorasi, dan kreativitas. Ini bukan hanya tanggung jawab guru atau sekolah, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat yang peduli terhadap masa depan generasi mendatang. Dengan begitu, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang benar-benar merdeka dan memberdayakan setiap siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun