Mohon tunggu...
Hari Suryanto
Hari Suryanto Mohon Tunggu... Dosen - smart

Selain mengajar, Aktif dalam film dokumenter, fotografi seni pertunjukan, penelitian kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Kasih Membangun Keluhuran Bangsa

26 Mei 2021   18:20 Diperbarui: 26 Mei 2021   18:20 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pindapata, pagiharisebagai rangkaian perayaan Waisak di Vihara  Vipassana Kusalacitta. Foto :Hari Suryanto

Vihara Vipassana Kusalacitta yang beralamat di Perum Bojong Menteng Indah, Jl. Kemuning Raya Dalam, RT 03/13, Bojong Menteng, Rawa Lumbu, RT.001/RW.013, Bojong Menteng, Kec. Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat 17117, menyelenggarakan Upacara Tri Suci Waisak

Pada masa pandemi saat ini protokol kesehatan menjadi perhatian penting dalam perayaan ini. Kesederhaan yang bersahaja tidak mengurangi makna peristiwa perayaan ini pada para umatnya. 

Peristia Waisak memiliki 3 peristiwa penting dalam perjalanan Sidharta pada kehidupanya yang  terjadi pada waktu punama  dan dibulan Waisak. Ketiga peristiwa tersebut adalah Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M, Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M[1]. 

Ketiga peristiwa ini selalu dieringati oleh umat Buddha Indonesia dan seluruh dunia yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 26 Mei 2021 atau 2565 TB.  

Perayaan Waisak diselenggarakan tepat pada bulan Purnama Sidi (BulanUtuh) yang menjadi tanda pencerahan atau penerangan sempurna pada proses pencarian Sidharta.

Acara Pudja Bhakti di Vihara, Vihara Vipassana Kusalacitta . Nampak Bhante Dhammiko Thera memberikan pengarahan. Foto : Hari Suryanto
Acara Pudja Bhakti di Vihara, Vihara Vipassana Kusalacitta . Nampak Bhante Dhammiko Thera memberikan pengarahan. Foto : Hari Suryanto

Pada tahun ini Tema besar yang diangkat adalah “Cinta Kasih Membangun Keluhuran Bangsa”, sebuah tema yang memiliki ajakan penting bagi umat manusia dalam kehidupan berbangsa. 

Secara umum, “kasih” dapat diartikan sebagai sesuatu keaadan dimana adanyaperasaan sayang, merasa suka kepada sesuatu baik itu kepada manusia maupun kepada benda-benda[2]. 

Menerjemahkan kasih dalam keluhuran bangsa ini dapat diartikan sebagai prilaku laku hormat danmenghormati antar masyarakat dengan kesadaran untukkembali pada nilai kehidupan yang luhur.  

Leluhur kita sudah banyak menitipkan pelaajaran laku hormat atau budayapudja ini pada seni dan budaya yang sampai saat ini beberapa masihbisa kita lihat dan dengarkan. Dulu semasa kita kecil bagi kami yang tinggal di Jawa atau desa setiap mau tidur diwejang (nasehati) oleh ibu kita dengan tembang. 

Inilah satu bukti bahwa kembali ke nilai budaya kita sendiri menjadi sangat penting diera saat ini, dimana arus informasi dandukungan tehnologi disadari atau tidak merubah sedikit demi sedikit pola pandang diri kita, sehingga kama-kelamaan karakter kebangsaan kita akan tergantikan. Kekawatiran ini beralasan jika kita melihat tayangan pada informasi media kita budaya baru telah merubah paradikma anak muda dinegeri ini menjadi mengikuti pola apa yang mereka konsumsi. 

Untuk itudengansemangat Tri Suci Waisak melalui tema “Cinta Kasih Membangun Keluhuran Bangsa” adalah moment yang tepat untuk kembali menyadarakan kita semua untuk mencapai kehidupanberbangsa yang rukun dalam ke-Bhinekkan ini. 

 

Bhante Dhammiko Thera. Foto : Hari Suryanto
Bhante Dhammiko Thera. Foto : Hari Suryanto

 

Menurut Bhante Dhammiko Thera,  marilah kita kembali ke jatidiri bangsa mengembalikan kembali nilai-nilai luhur, dimana kita dulu bersama dan bersatu, untuk hal tersebut maka nilai-nilai luhur ini senantiasa kita gali danlestarikan terus dengan kebersamaan dansemangat persatuan semuanya ini untuk kemajuan bangsa Indonesia.  

Untuk itu dalam kehidupan kita harus selalu harmonis, selaras dengan alam dan selaras dengan lingkungan sosial. Didalam kehidupan sebagai seorang Buddhis kita  harus memiliki pengendalian untuk tidak merusak  alam dan lingkungan dan tidak membuat mahluk lain merugi. 

Disamping mengendalikan diri, kita juga harus selalu berbuah baik kepada semua mahluk meskipundalam bentuk yang sederhana semampu kita.  Buddhisme mengenal ada lima peraturan moral Pancasila buddhis dan Panca Dhamma :

 

Pancasila buddhis (Pedoman Hidup)

Panca Dhamma (Prilaku Hidup)

Pāṇatipātā veramaṇi sikkhāpadaṁ samādiyāmi

(aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup )

Mettā-Karunā

Cinta kasih dan belas kasih kepada semua makhluk.

Adinnādānā veramaṇi sikkhāpadaṁ samadiyāmi

(aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan)

Sammā-ājīva

Mata pencaharian yang benar, seperti tidak menjual senjata, prostitusi, penipuan, dan lainnya.

Kāmesu micchācārā veramaṇi sikkhāpadaṁ samādiyāmi

(aku bertekad akan melatih diri untuk menghindari perbuatan asusila)

Santuṭṭhi

Merasa puas dengan apa yang dimiliki

Musāvādā veramaṇi sikkhāpadaṁ samādiyāmi

(aku bertekad akan melatih diri untuk menghindari ucapan yang tidak benar)

Sacca

Kebenaran atau kejujuran.

Surāmeraya majjapamādaṭṭhānā veramaṇi sikkhāpadaṁ samādiyāmi

(aku bertekad akan melatih diri untuk menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan)

Satisampajañña

Perhatian dan pengertian benar.

 

Semoga semangat tema Waisak tahun ini dapat menjadi doa yang terwujud bagi bangsa ini. Teringat doa yang  diucapakan oleh Bhante Dhammasubo Mahatera :

 

Negara ini akan utuh apabila....

Bangsanya tidak melupakansejarah.

 Rakyatnya tidak meninggalkan sastra budayanya sendiri

 Pemimpin-pemimpinya malu berbuat jahat takut akan akibatnya.

 Doa-doanya ......

 Semoga hujan turun tepat pada musimnya

 Semoga duniamaju dengan pesat dan damai

 Semoga pemerintah berlaku lurus

 Semoga para pejabat, para birokrat, para aparat...mau bertirakat

 Semoga para penjahat segera bertobat

 Semoga yang miskintidakmelawan yang kaya

 Semogayang kayatidak melawan penguasa

 Semoga penguasa tidak merusak negara, tidak merusak agama, tidak merusak alam semesta

 Semoga para korban mendapat pertolongan

 Semoga semua mahluk berbahagia

 

Sadhu....Sadhu...Sadhu...

 

Suasana Pindapata, pagiharisebagai rangkaian perayaan Waisak di Vihara  Vipassana Kusalacitta. Foto :Hari Suryanto
Suasana Pindapata, pagiharisebagai rangkaian perayaan Waisak di Vihara  Vipassana Kusalacitta. Foto :Hari Suryanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun