Mohon tunggu...
Ahmad Haris Ilhamsyah
Ahmad Haris Ilhamsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Warga sipil.

Sehari-hari mengamati desain baliho, mencatat, dan memvisualisasi informasi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Memahami Pembelajaran Bahasa Kedua bagi Anak dan Orang Dewasa

24 Desember 2024   07:16 Diperbarui: 24 Desember 2024   07:24 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Joshua Hoehne on Unsplash.

Pendidikan orang dewasa juga bisa dikatakan sebagai suatu proses belajar yang sistematis dan berkelanjutan pada pembelajar dewasa yang bertujuan untuk mencapai perubahan pada pengetahuan terkait sikap, nilai, dan keterampilan (Larjanko, 2016).

Ciri-ciri pendidikan orang dewasa ditandai dengan proses belajarnya yang bersifat mengarahkan diri sendiri, yang dimana orientasi untuk memecahkan masalah lebih mereka sukai, dan lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran daipada menjadi pasif. (Bryson, 2013). Orang dewasa juga menyukai pembelajaran secara kolaboratif (collaborative learning), dan selalu memanfaatkan pengalaman yang dimilikinya sebagai bekal mengelaborasikan data yang didapat saat pada saat proses pembelajaran.

Orang dewasa juga akan lebih bisa menyesuaikan situasi juga terbuka dalam menerima pembelajaran. Pada pola berkomunikasi terhadap peserta didik dewasa, pendidik sebagai pihak yang menfasilitasi proses pembelajaran harus membuka kegiatan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, memahami dan memperhatikan keadaan peserta didik.

Pendidik sebagai fasilitator harus menghindari mensiasati dan mengatur pembicaraan agar tidak bersifat mengadili dalam memberikan feedback, dan mesti terbuka untuk membantu pengembangan sikap positif pembelajar (Calvert, 2020). Akan lebih baik bagi pendidik untuk menunjukkan sikap yang antusias dalam bertukar pikiran dan menggunakan pilihan kata yang menunjukkan kesetaraan dengan pembelajar orang dewasa.

Dalam menimplementasikan metode pembelajaran untuk orang dewasa, pendidik bisa  memulainya  dengan membangun bonding antar peserta didik dengan pendidik. Pendidik juga disarankan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan hambatan yang mungkin bisa terjadi dalam proses pembelajaran. Dengan menganalisa pra proses serta saat proses pembelajaran dilaksanakan maka akan ada hasil yang bisa digunakan sebagai acuan langkah berikutnya dalam proses menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Tak kalah pentingnya bagi pendidik untuk melibatkan pembelajar dewasa agar ikut merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Terlibatnya pembelajar dewasa ini bertujuan untuk membantu peserta didik dewasa dalam menyusun dan menetapkan tujuan pembelajaran mereka. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan dengan hasil analisa kebutuhan belajar, sumber-sumber dan berpotensi untuk hambatan dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajar orang dewasa juga perlu diikutsertakan dalam mengevaluasi proses, hasil, dan pengaruh pembelajaran.

Pembelajaran bahasa kedua bagi anak dan orang dewasa secara garis besar mempunyai banyak kesamaan, yaitu perlunya stimulus dan respon yang bisa menjadi dasar dari proses pembelajaran. Perbedaan mendasar yang ada pada kedua jenis pembelajar tersebut adalah jenis pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran pada anak perlu memperhatikan kondusifitas psikologi anak agar tetap bisa mengikuti proses pembelajaran yang sesuai yaitu pembawaan yang ringan dan menyenangkan. Disisi lain, pembelajar orang dewasa memerlukan kondisi kelas yang lebih berorientasi pada keterlibatan siswa dalam menyusun data atau informasi yang bertujuan untuk membangun intelek siswa tersebut.

Tulisan disadur dari makalah mata kuliah Linguistik milik penulis, 7 Januari 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun