Mohon tunggu...
Ahmad Haris Ilhamsyah
Ahmad Haris Ilhamsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Warga sipil.

Sehari-hari mengamati desain baliho, mencatat, dan memvisualisasi informasi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Memahami Pembelajaran Bahasa Kedua bagi Anak dan Orang Dewasa

24 Desember 2024   07:16 Diperbarui: 24 Desember 2024   07:24 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pandangan psikologi behavioris, perilaku nyata adalah yang dapat diindra, dapat diukur dan dapat dilukiskan secara pasti serta dapat diramalkan. Perilaku nyata ini diperlakukan sebagai hasil belajar.

Skinner mengatakan bahwa salah satu dari perilaku nyata itu adalah perilaku verbal. Menurut psikologi behavioris, perilaku manusia sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama faktor lingkungan yang berperan penting dalam mengendalikan perilaku manusia, dan bukan faktor dari dalam diri manusia yang (dikategorikan dalam faktor internal) terutama faktor kejiwaannya.

Model pengondisian operan ini berpandangan bahwa manusia sebagai pembelajar bersifat pasif dan reaktif, karenanya ia terikat pada stimulus dan penekanan dari luar untuk dapat berperilaku. Dalam hal ini stimulus dan penekanan selalu datang dari orang lain. Demikian pula perilaku verbal manusia ditekankan (reinforced) melalui perantaraan orang lain. Faktor-faktor seperti kreatifitas, inovasi, motivasi, inisiatif dan faktor kejiwaan lainnya disebutkan bukanlah faktor pendorong utama dalam pemerolehan bahasa.

Teori pemerolehan bahasa model pengondisian operan menekankan pada stimulus, respond dan penekanan. Menurut teori model ini, bahwa proses pemerolehan bahasa mengikuti dan bergantung pada proses bekerjanya stimulus--respon--penekanan. Hasil pemerolehan bahasa juga bergantung pada bagaimana bekerjanya jaringan stimulus--respon--penekanan tersebut.

Strategi Pembelajaran Kedua Pada Anak

Pada faktanya, anak-anak mampu memperoses bahasa  kedua lebih baik atau setidaknya lebih cepat dari pada orang dewasa, karena kapabilitas anak  untuk mengucapkan bahasa kedua dengan aksen yang benar terjadi pada sekitar usia dua atau tiga tahun. Pada setelah usia sekitar 10 sampai 12 tahun malah terjadi penurunan tajam perihal kemampuan memperoses bahasa baru mereka. Pada hakikatnya, proses kognitif dan kebahasaan dalam kemampuan bahasa kedua bagi anak-anak memiliki kesamaan dengan strategi yang digunakannya dengan kemampuan bahasa pertama (Simanjuntak, 1987).

Tentu saja ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua. Merujuk pada Danny Steinberg (1999:203), terdapat dua faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua, yaitu faktor psikologis dan faktor sosial. Berdasarkan faktor psikologis, ada pengolahan intelektual yang terlibat dalam penentuan struktur dan aturan tata bahasa.

Pada faktor sosial sendiri terbagi menjadi dua situasi, yaitu situasi alami dan situasi kelas.  Mengingat kematangan peserta didik, orang dewasa dianggap lebih baik daripada anak-anak dalam menghadapi situasi kelas.

Tapi, mengingat anak-anak dicirikan sebagai personal yang berusia antara 1 sampai 12, pendidik dapat mengatasi masalah tersebut melalui pengelolaan kelas yang ditujukan untuk mendukung perkembangan psikologis mereka. Kita bisa membuat kelas yang kondusif bagi anak-anak melalui berbagai metode yang dapat mengakomodasi situasi tertentu dalam proses mengajar.

Anak-anak tidak bisa menjalani proses pembelajaran dengan sendirinya tanpa adanya faktor eksternal dari pendidik juga lingkungannya. Maka diperlukan stimulus dari luar untuk membangun kondisi peserta didik yang kondusif dalam proses pembelajaran.

Dengan menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran maka potensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akan semakin efektif. Pengelolaan kelas melalui metode-metode yang disesuaikan dengan kebutuhan anak juga sangat membantu proses terjadinya pembelajaran yang efektif. 

Strategi Pembelajaran Bahasa Kedua pada Orang Dewasa

Melanjutkan faktor yang dijelaskan oleh Steinberg, Orang dewasa akan lebih maksimal dalam menyerap bahasa kedua melalui faktor sosial dengan situasi kelas.  Ditambahkan oleh Kapur (2018), pembelajaran orang dewasa  adalah melibatkan seluruh bentuk proses pendidikan, entah itu berkenaan dengan isi, level, atau metode, baik formal atau sebaliknya, melanjutkan pendidikan sebelumnya atau mengubah pendidikan awal dengan mengikuti pendidikan di sekolah, sekolah tinggi (colleges), dan universitas, atau mengikuti kegiatan magang (apprenticeship).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun