Mohon tunggu...
Inovasi

Kelabu

3 Desember 2015   06:13 Diperbarui: 4 Desember 2015   20:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KELABU

Langit tak membiru tertutup kumpulan awan abu-abu, hari demi hari berlalu sudah berbulan-bulan ku nanti hujan pun belum pasti.

Kebun Bapak ku kering tembakau menguning sebelum waktunya. Panen di usia muda menurunkan kwalitas dan rupiah yang Ibu terima dari pengepul.

Kepulan asap kembali terlihat dari kejauhan, itu bukan kabut yang menggandung titik air, melainkan asap pekat dari api yang membakar pepohonan dari batang hingga pucuk daun.

Hewan liar berkeliaran di pemukiman penduduk, merusak ladang dan kebun. Mencabik dan porak-porandakan apa-apa yang ada di depan mata.

Api begitu angkuhnya terus menerus membakar lahan kering akibat yang namanya kemarau, serupa kesombongan para pengusaha yang membuka lahan degan mancis menyaru musim terang.

Bekantan jantan memang kurang ajar, mendengar letupan senapan lari terbirit ke pinggir hutan meninggalkan jejak penderitaan.


ttd,


harisepta

 

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun