sayup senyap terdengar jauh suara takbir
tanda menyambut hari kemenangan bagi semua umat muslim
hiruk pikuk insan lalu lalang di tengah kota bak air sungai yang mengalir deras
tapi hatiku sepi, seakan berada di hutan belantara.
belantara gundah yang terbakar api kerisauan
kerisauan jiwa yang meranggas akan kerinduan
kerinduan hati saat bahagia itu pernah singggah
singgah dalam ikatan suci di atas bahtera.
dua mata ini memandang tak mampu berkedip
saksikan bahagia terpancar di wajah setiap jiwa yang lalu-lalang
dengan tangan yang menjinjing bahagia dalam genggaman
tawa mereka bak belati menikam dalam menembus dinding sukma lara
sukma lara yang menahun tenggelamkan rasa
rasa yang pernah membiaskan sinar kebahagian
kebahagian yang dulu pernah kumiliki walau sesaat
sesaat bersama alunan senandung nada dalam notasi da mi na ti la da
sayup senyap terdengar jauh suara takbir
aku masih disini berdiri di tengah riuhnya cerita keinginan
disaat semua orang mencoba meraih kebahagiaan
di saat itu pula aku harus melepas bahagia dengan rela
sayup senyap terdengar jauh suara takbir
aku masih disini dan coba beranjak walau teramat berat
kenakan sarung memakai kopiah, kenakan koko kenakan wajah ala bahagia
ku berwudu, ku bersujud, dan aku berdoa
dan air matapun membasuh segala duka dan lara
Ya Allah maafkanlah atas segala dosa dosaku
Izinkan hamba kembali pulang..padaMu
Amien Ya Robbal A'lamien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H