Mohon tunggu...
rudi sugiarto
rudi sugiarto Mohon Tunggu... Desainer - seorang designer yang kadang menulis

ternyata menulis itu susah, padalah tinggal pegang pena letakan diatas kertas, lalu susun kata demi kata sesuai isi hati, tapi ternyata nulis itu lebih mudah klo aku lagi galau :) makanya tulisanku isinya 99% galauuuuuu. :) salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku di Malam Kemenangan Kali ini

8 Agustus 2014   03:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:06 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sayup senyap terdengar jauh suara takbir
tanda menyambut hari kemenangan bagi semua umat muslim
hiruk pikuk insan lalu lalang di tengah kota bak air sungai yang mengalir deras
tapi hatiku sepi, seakan berada di hutan belantara.

belantara gundah yang terbakar api kerisauan
kerisauan jiwa yang meranggas akan kerinduan
kerinduan hati saat bahagia itu pernah singggah
singgah dalam ikatan suci di atas bahtera.

dua mata ini memandang tak mampu berkedip
saksikan bahagia terpancar di wajah setiap jiwa yang lalu-lalang
dengan tangan yang menjinjing bahagia dalam genggaman
tawa mereka bak belati menikam dalam menembus dinding sukma lara

sukma lara yang menahun tenggelamkan rasa
rasa yang pernah membiaskan sinar kebahagian
kebahagian yang dulu pernah kumiliki walau sesaat
sesaat bersama alunan senandung nada dalam notasi da mi na ti la da

sayup senyap terdengar jauh suara takbir
aku masih disini berdiri di tengah riuhnya cerita keinginan
disaat semua orang mencoba meraih kebahagiaan
di saat itu pula aku harus melepas bahagia dengan rela

sayup senyap terdengar jauh suara takbir
aku masih disini dan coba beranjak walau teramat berat
kenakan sarung memakai kopiah, kenakan koko kenakan wajah ala bahagia
ku berwudu, ku bersujud, dan aku berdoa
dan air matapun membasuh segala duka dan lara
Ya Allah maafkanlah atas segala dosa dosaku
Izinkan hamba kembali pulang..padaMu

Amien Ya Robbal A'lamien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun