Bagi banyak orang pekerjaan yang paling melelahkan dan membosankan adalah menulis.Â
Namun, sebaliknya pekerjaan menulis bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang menyenangkan, bahkan menjadi life style (gaya hidup).
Kali ini, saya akan menyoroti tentang dua tipe orang tersebut.
Nah, kembali ke pokok bahasan kita. Mengapa menulis begitu melelahkan dan membosankan?
Menulis melelehkan dan membosankan bagi banyak orang karena mereka belum tahu bagaimana cara menuangkan ide atau gagasan dalam tulisan.Â
Atau, mungkin mereka bingung bagaimana memulainya. Apa penyebabnya? Nah, ini pertanyaan yang baik. Saya kira penyebab terbesarnya karena kurang muatan dalam otak.Â
Maksudnya adalah otak akan menyalurkan ide atau gagasan dalam tulisan tergantung informasi yang masuk kedalam otak.Â
Tidak mungkin otak dalam kondisi "blank" dan otomatis menuangkan pikiran yang brilian.Â
Impossible. Nah, jadi semakin otak diisi oleh informasi baik melalui buku, artikel, dan platform lainnya, maka kapasitas otak semakin luas.Â
Namun, muatan otak Anda semakin berisi sangat tergantung asupan informasi yang diinput ke otak.Â
Apakah informasi tersebut berkualitas atau tidak, akan sangat memengaruhi kualitas pikiran Anda.Â
Saya biasanya sangat selektif dalam mengoleksi buku. Seperti makanan yang bergizi akan sangat memengaruhi kesehatan fisik Anda. Demikian juga dengan buku yang bermutu.
Untuk itu, mulailah mendisiplinkan diri Anda membaca. Disiplin diperlukan dalam seluruh area kehidupan. Disiplin memengaruhi produktivitas dalam segala lini kehidupan.Â
Dengan mendisiplinkan diri Anda membaca, ide atau gagasan akan berseliweran di otak Anda. Anda juga perlu bergaul dengan para penulis. Pergaulan memberi inspirasi untuk menulis. Pergaulan akan memengaruhi Anda.
Berikut, mengapa pekerjaan menulis menyenangkan bagi sebagian orang? Sebab, menuangkan ide atau gagasan dalam tulisan seperti "memuntahkan muatan" dalam pikiran.Â
Semakin banyak informasi yang masuk dalam pikiran Anda, maka informasi tersebut perlu dikeluarkan.
Selanjutnya, para penulis notabene adalah para pembaca. Seperti air yang dimasukan dalam suatu wadah ketika sudah penuh otomatis tumpah. Identik dengan otak yang semakin diisi, maka otomatis akan "tumpah."Â
Sehingga, pada akhirnya melalui akumulasi waktu menuangkan ide terus menerus dalam tulisan, maka pada akhirnya menulis menjadi gaya hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H