Kokohnya sebuah bangunan sangat tergantung pada dasarnya.Â
Jika dasar bangunannya tidak kuat, maka seiring berjalanannya waktu, sebuah bangunan akan runtuh diterpa badai atau gempa.
Saat mengakhiri khotbah Yesus di bukit, Yesus mengakhirinya dengan memberi peringatan kepada para pendengar khotbah-Nya bahwa respon terhadap ajaran-Nya seperti membangun dasar. Berikut penguraiannya.
Dasar pertama adalah membangun diatas dasar batu (Matius 7:24-25). Maksud Yesus adalah dasar iman orang percaya tidak bisa dibangun berdasarkan mendengar khotbah yang baik saja.Â
Justru, perkataan Yesus ini mengacu kepada rentetan khotbah-Nya di bukit, yang diawali dengan pesan "berbahagialah."Â
Bayangkanlah kala itu, Yesus adalah satu-satu-Nya pengajar yang paling handal dan berpengaruh karena Ia memiliki banyak penggemar, kualitas khotbah-Nya bahkan melampaui kualitas khotbah pemuka agama saat itu (Matius 7:28-29).Â
Namun, bagi Yesus, khotbah-Nya tidak berpengaruh apa-apa atau tidak berdampak bagi iman pendengar-Nya, jika mereka tidak menghidupi khotbah-Nya.Â
Jadi, sia-sia mendengar khotbah yang baik, jika tidak mempraktekannya. Apalagi khotbah yang buruk?Â
Maksud saya khotbah yang buruk adalah khotbah yang tidak dipersiapkan dengan baik sesuai prinsip penafsiran yang benar.Â
Lantas, saya mau memperingati para pengkhotbah atau pengajar agar tidak boleh sekedar mempersiapkan materi khotbah.Â
Khotbah mesti dipersiapkan sungguh-sungguh, urusan menghidupi itu urusan lain. Urusan Anda sebagai pengajar tidak boleh asal-asalan "meramu" khotbah.Â
Sebab mengingat bahaya pengajaran sesat yang berseliweran di berbagai platform.
Dasar yang kedua adalah membangun diatas dasar pasir (Matius 7:26-27).Â
Maksud Yesus adalah pengetahuan teologi yang baik sekali pun ketika tidak berbanding lurus dengan praktek hidup, maka dasar iman akan runtuh dalam proses waktu.Â
Nah, untuk itu, yang paling penting adalah bagaimana menerapkan pola keseimbangan; mendengar khotbah yang baik dan melakoni. Dua-duanya penting.Â
Tidak boleh mengabaikan satu pun. Maka, sebagai pendengar, selektif lah dalam mendengar setiap pengajaran, namun disaat bersamaan, berjalanlah sesuai dengan apa yang Anda dengar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI