Mohon tunggu...
Haris Boritnaban
Haris Boritnaban Mohon Tunggu... Penulis - Pelayan

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apakah Anda Suka Menunda Sesuatu?

6 Juni 2024   00:23 Diperbarui: 6 Juni 2024   00:48 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Freepik.com

Musuh terbesar yang mesti diwaspadai dalam kehidupan ini bukan kuasa teritorial di udara; bukan sakit penyakit; wabah, peperangan, dan seterusnya.

Musuh terbesar yang mesti diwaspadai adalah penundaan. Pernyataan ini tentu mengganggu pikiran Anda. 

Namun, coba tarik nafas  dalam-dalam dan hembuskan nafas berlahan-lahan,-- dan simak penjelasan saya.  

Almarhum ayah tidak suka dengan namanya penundaan ketika sudah diberikan tanggungjawab untuk mengerjakan sesuatu. 

Ayah saya seorang guru. Dalam perjalanannya sebagai seorang pendidik, saya belum pernah menyaksikan sekali pun, ia terlambat saat bepergian ke sekolah. 

Ia selalu 30 menit hadir lebih awal, di waktu aktif kegiatan belajar mengajar (KBM). 

Selain itu, ketika ada tugas sekolah yang mesti dikerjakan di rumah, pantang untuk bersantai, jika tugas tersebut belum tuntas dikerjakan. 

Saya mengamati, disiplin kerja yang dibangun ternyata menuai hasil. 

85 % guru bawahannya yang kala itu berstatus sebagai honorer, melalui perjuangan keras beliau dan mereka,

akhirnya mereka diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Termasuk ibu saya, yang kala berstatus sebagai honorer. Kedisiplinan selalu membuahkan hasil.

Begitu juga dengan penundaan selalu membuahkan hasil. Apa maksudnya?

Apakah Anda pernah ketemu dengan orang yang sudah sulit diubah? 

Mungkin tipikal orang semacam itu ada disekitar Anda. Apa sih yang menyebabkan orang tersebut sulit berubah? Jawabannya, adalah penundaan. 

Tidak seorang pun di planet bumi ini yang bercita-cita menjadi orang jahat, bukan? Hehehe... 

Namun, jika Anda menunda untuk bertobat, itu sama dengan Anda sedang bercita-cita menjadi orang jahat.

Nah, kembali ke inti persoalan. Pada kenyataannya ada tipikal orang yang sudah sulit diubah. 

Hal ini bermula ketika diberitahu untuk meninggalkan dosa, selalu saja muncul pernyataan, "saya akan memulainya besok." 

Nah, ketika besok melakukan dosa yang sama, lalu diperingatkan untuk meninggalkan dosa, 

lalu muncul pernyataan yang sama---"saya akan memulainya besok." 

Jika, hal ini dibiarkan terus menerus berlanjut, tanpa mengambil langkah cepat berbalik arah, maka kondisi tersebut akan menciptakan kenyamanan. 

Jika orang sudah ada pada level ini, maka perasaannya mulai tumpul, ia tidak lagi merasa sensitif terhadap dosa. 

Dan, jika kondisi ini terus berlarut-larut, maka akan melahirkan tabiat. Jika sudah menjadi tabiat, maka akan sulit diubah.  

Itulah sebabnya, perlu untuk memerhatikan peringatan penulis surat Ibrani.

Tetapi nasihati lah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena 

tipu daya dosa (Ibrani 3:13).

Dengan kata lain, selagi masih ada kesempatan "hari ini", jangan menunda untuk berubah besok. 

Sebab, penundaan terus menerus akan melahirkan kekerasan hati dan kekerasan hati akan melahirkan tabiat. Itulah cara kerja dosa.

Prinsip yang sama berlaku bagi seluruh area hidup ini. Penundaan menyebabkan seseorang tidak produktif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun