Mohon tunggu...
Pitula
Pitula Mohon Tunggu... -

A wanderer in your journey. Photography, psychology, and writing made a good combination.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Challenge | Ditantang, Menantang, atau Tertantang?

16 Agustus 2018   12:11 Diperbarui: 16 Agustus 2018   12:25 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengapa individu rentan oleh Spotlight Effect? Karena pada dasarnya, orang sangat berfokus pada penampilan dan perilaku dirinya sendiri bukan orang lain. Sadar jika orang lain tidak begitu tertarik pada mereka, fakta tersebut membuat mereka berusaha menyesuaikan diri dengan 'permintaan' dari orang lain sembari berharap orang lain 'melihat' mereka (Gilovich, et al., 1998 dan 2000).

Ketika suatu tantangan beredar di dunia maya, partisipan berpikir mereka harus terlibat agar bisa mencapai tujuan utama, yakni mendapatkan perhatian sebanyak-banyaknya. Setelah eksistensinya diakui melalui viralitas video challenge yang diunggah, semakin banyak pengikut yang turut membuat video challenge serupa kemudian tekanan datang dari jumlah penonton dari pengikut tantangan lain, dan partisipan pertama menciptakan 'tantangan' lain sebagai tandingannya untuk memperoleh kembali spotlight miliknya yang dicuri orang lain. 

Seperti pengakuan YouTuber kenamaan dibalik suksesnya Cinnamon Challenge, GloZell, yang menyebut tekanan dari subscriber akun YouTube miliknya-lah yang menjadi alasan baginya melakukan tantangan yang lebih menantang. Tantangan sosial media dianggap sebagai alat untuk mendapatkan audiens, perhatian, popularitas dan kekuatan dalam satu waktu, menurut profesor psikologi dari Emory University, Nadine Kaulow, Ph.D (8).

Meskipun tidak semua pelaku challenge di media sosial terekspos oleh Spotlight Effect, tetapi tujuan utama mereka mengunggah video partisipasi dalam tantangan viral tetap saja mengarah pada keinginan untuk mendapatkan 'pengakuan' atas eksistensi mereka. Jika dibiarkan, mungkin saja akan menimbulkan dampak yang lebih besar pada psikologis pelakunya, terutama jika mengikuti tren tantangan di dunia maya sudah menjadi sangat adiktif, hal itu bisa menjadi garis awal perilaku berbahaya.

Jadi, mau ikut viral bersama challenge di sosial media? ;)

Purwokerto, 16 Agustus 2018.

1: Standford, Kevin H., 2016. Social Media Contests: A Timeline of Viral Challenge. http://business2community.com/brandviews/growing-social-media/social-media-contests-timeline-viral-challenges-01626147/

2: Szulman, Jennifer. 2015. Crazy 'Challenges' that have Gone Viral on the Internet. http://nydailynews.com/news/national/crazy-challenges-viral-internet-article-1.2475150/

3: Diebelius, Georgia. 2017. Boy, 14, becomes latest victim of 'hot water challenge'. http://metro.co.uk/2017/08/30/boy-14-becomes-latest-victim-of-hot-water-challenge/

4: Web Desk. 2018. As 'Kiki Challenge' goes Viral, People Worldwide Face Arrests, Fines and Injuries. http://geo.tv/latest/205778-as-kiki-challenge-goes-viral-people-worldwide-face-arrests-fines-and-injuries/\

5: Provoco. 2017. 10 Reasons Why Challenges are So Interesting. http://medium.com/@Provocome/10-reasons-why-challenges-are-so-interesting-a752e6131abd/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun