Mohon tunggu...
Muhammad Harir
Muhammad Harir Mohon Tunggu... -

Cerdas, Militan dan Merakyat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Membebaskan

23 Mei 2011   04:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:20 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terkait dengan pnedidikan sebagai sarana memproduksi kesadaran mengembalikan manusia kepada hakikat kemanusiaannya, pendidikan harus bisa berperan membangkitkan kesadaran kritis para peserta didik. Ini sebagai prasyarat penting menuju pembebasan. Terkait dengan masalah ini salah satu tugas penting pendidikan adalah melakukan refleksi kritis terhadap sistem dan ideology yang dominan dan menguasai masyarakat pada umumnya. Refleksi kritis ini dilakukan dalam rangka untuk memikirkan sistem alternatif ke arah transformasi sosial menuju kehidupan masyarakat yang berkeadilan.

Dalam metode pembelajaran yang tidak membebaskan dan tidak demokratis yaitu sepertihalnya penggunaan metode ceramah yang dilakukan oleh pendidik, sehingga peserta didik selalu dianggap sebagai bejana kososng yang harus selalu di isi sampai penuh bahkan tumpah-tumpah. Model pembelajaran seperti itu menjadikan murid menjadi pasif, dalam pandangan freire menyebutnya bahwa pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan sepertihalnya sisstem pendidikan ala bank. mengapa disebut demikian? pihak guru atau pendidik sebagai pihak yang aktif, sehingga murid menjadi pihak yang pasif. Diantara pendidikan yang hanya pendidikatau guru saja yang aktif, sedangkan pihak lain sang murid menjadi pasif adalah sebagai berikut:

a. Guru Mengajar, Murid Diajar

b. Guru Mngetahui Murid Belum Tahu

c. Guru Bercerita, Murid Mendengar

d. Guru Membuat Peraturan, Murid Diatur


Berangkat dari pandangan sebagaimana di atas, pendidikan yang hanya satu arah, berarti harus dirubah menjadi yang dialogis. Sehingga dapat dilakykan seorang guru berpandangan bahwa tugasnya adalah mendampingi anak didik dalam proses belajar mengajar. pada saat seorang guru berpandangan bahwa tugasnya mendampingi, yang adal dalam pola hubungan ini adalah kesejajaran. Sungguh inilah yang penting dalam pendidikan yang membebaskan yakni pada pola sejajar antara guru dan murid . guru tidak melulu menjadi subyek, sedangkan murid diperlakukan menjadi obyek . Bila sudah ada pola yang sejajar, dialog dalam proses belajar mengajar adalah hal yang niscaya akan bisa mengembalikan pendidikan ke hakikat dan tujuannya yang bisa mencerdaskan anak bangsa dan membebaskan dari belenggu penindasan dan kemiskinan disampng itu juga harus bisa memanusiakan manusia.

Oleh : Muhammad Harir (Anggota Serikat Mahasiswa Indonesia Cab. Semarang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun