Mohon tunggu...
Hariqo Wibawa Satria
Hariqo Wibawa Satria Mohon Tunggu... profesional -

Alumnus Pascasarjana UPM Jurusan Diplomasi, Gontorian, Lecture, Andalan Nasional Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Kominfo, Sosial Media Untuk Diplomasi (SMUD), Pendiri KAPAS @ASEANcom2015, hub: rico_indonesia@yahoo.co.id / Sms: 082260606454

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diplomasi Boy Band dan Girl Band

21 Agustus 2014   00:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:01 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak ada hajatan warga Bumi yang seakbar lomba sepakbola. Shakira, pelantun Waka Waka menyebut piala dunia sebagai arena berkumpulnya aneka warna dunia (melting pot). Maka keberhasilan Korea Selatan meyakinkan dunia bahwa mereka pantas menjadi tuan rumah piala dunia 2002 bersama Jepang, merupakan kesuksesan diplomasi tiada tara, Ini kisah Piala Dunia 2002, untuk Brazil 2014, nanti kita bahas lagi"

Piala dunia sukses dan Korea Selatan menjadi tim terbaik dunia setelah Brazil, Jerman dan Turki. Prestasi ini laksana guntur di siang bolong yang menghardik bangsa Korea bahwa mereka mampu bersaing. Korea kian percaya diri. Modal ini juga dimanfaatkan untuk semakin giat memasarkan teknologi dan produk kebudayaan Korea seperti; film, sinetron, fashion, makanan, musik. Bagaimana Korea memasarkan musiknya?.

Lee Soo-man dari SM Entertainment yang sukses mengorbitkan boyband dan girlband Korea menjelaskan bahwa ‘teknologi kebudayaan’ Korea dikembangkan melalui tiga tahapan; mengekspor produk budaya keluar Korea; kolaborasi internasional, Lee mencontohkan kolaborasi antara Kangta dan penyanyi Taiwan, Vanness Wu; dan yang ketiga, menduniakan kebudayaan Korea. Lee bertekad memproduksi musik berkualitas karena Ia yakin bahwa Asia khususnya Korea juga mampu menghasilkan bintang yang siap untuk sukses di dunia (allkpop.com 13/06/11)

Hasilnya, lihatlah sekarang musik Korea atau K-Pop begitu merasuk dalam kehidupan sehari-hari sebagian remaja Indonesia. Penulis pernah mendengar dialog, ”Kamu lulus SD kan?”, dijawab ”ya iyalah, emang kenapa gitu”, ”hmm, soalnya tiap lihat wajah kamu, aku jadi ingat seorang personil SNSD”, dan merekah senyum perempuan itu sembari bilang, “ah lebay kamu”. SNSD adalah girlband asal Korea yang sangat digandrungi di Indonesia dan Lee Soo-man adalah orang dibalikSNSD dan boyband Super Junior (SuJu). Super Junior pernah tampil pada Korean Idols Music Concert In Indonesia di Istora Senayan Jakarta pada 4 Juni 2011.

Setelah Jakarta, K-Pop yang diwakili SNSD menggelar konser di Singapura pada 9 dan 10 Desember 2011, tidak kurang 300 orang Indonesia berangkat ke Singapura (detik.com 09/12/11). Musisi Korea juga pernah tampil di Amerika Serikat pada 4 September 2010, Konser bertajuk ‘SMTOWN LIVE ’10 WORLD TOUR in Los Angeles’ tersebut menghadirkan KANGTA, BoA, U KNOW, MAX, SUPER JUNIOR, GIRLS’ GENERATION, SHINee, f(x), Zhang Li Yin, Trax, dll  (allkpop.com)

DIPLOMASI KOREA
Hans J Morgenthau menyebut empat tugas diplomasi diantaranya diplomasi wajib menetapkan tujuan berdasarkan kekuatan sesungguhnya dan diplomasi harus menggunakan sarana yang cocok untuk mencapai tujuannya. (Morgenthau; 2010:617-8). Korea dapat menjadi model bagaimana menjadikan musik sebagai alat diplomasi untuk mencapai kepentingan nasionalnya (national interest). boy band dan girl band bahkan film korea dapat dikategorikan aktor non negara yang bernegosiasi melalui media dengan masyarakat di berbagai negara. Polanya bisa nonstate to people atau people to people.

Artis Korea dan managemennya menjalankan tugas diplomasi dengan sempurna, sebagian kaum muda Indonesia suka karena memang musik yang mereka suguhkan sangat berkualitas. Kata kuncinya adalah suka, jika sudah suka maka akan melebar pada pemasangan poster artis Korea di kamar, potong rambut ala Korea, ganti nama panggilan dan foto profil facebook, beli pernak-pernik, fashion, kuliner, belajar bahasa, suka politik Korea dan mimpi menginjak bumi Korea yang berujung pada peningkatan pemasukan negara.

Karena sifatnya yang universal, maka diplomasi kultural lewat musik menjadi begitu ampuh. Masyarakat Indonesia umumnya lebih mengenal Bob Marley ketimbang Presiden Jamaica, lebih tahu Spice Girls ketimbang siapa perdana Menteri Inggris, bahkan mungkin lebih hafal wajah serta nama-nama personil boy band dan girl band Koreaketimbang nama-nama Menteri Kabinet Indonesia bersatu.

Bukan hanya di Indonesia, di kota Paris saat ini bahkan sudah ada 100 restauran Korea. Koran berbahasa Inggris di Korea The Korea Herald (13/06/11)menurunkan berita berjudul Bonjour Korea, hallyu waves over France (Halo Perancis, gelombang budaya Korea di atas Perancis). Choe Jun ho, Direktur Kebudayaan Korea di Paris menjelaskan selama 3 tahun terakhir fenomena K-Pop menyebar secara perlahan di Perancis. Dijelaskan juga bagaimana suksesnya konser musik Korea di Le Zenith de Paris concert hall pada 10-11 Juni 2011. Tiket konser itu terjual habis hanya dalam tempo 10 menit. Apa rahasianya?.

Choe mengungkapkan tips sederhanya: (1) dua tahun sebelumnya mahasiswa Korea di Paris membentuk kelompok pecinta kebudayaan Korea, mereka juga membuat on line fan club bagi mereka yang suka musik Korea, (2) Korean Connection ini memiliki 3000 anggota mengadakan kegiatan baik online maupun offline. Nah, mereka inilah yang menggiring penonton menuju Le Zenith de Paris concert hall. Korean Connection memperkirakan terdapat 100.000 penggemar K-Pop di Perancis, maka wajar dalam 10 menit tiket habis.

INDONESIA MAMPU
Indonesia jelas mampu berbuat lebih, kita punya Iwan Fals yang pernah didaulat sebagai one of ”Asian Heroes” versi Majalah TIME Asia edisi 29 April 2002. Lagu Iwan banyak mengandung nilai kebaikan universal bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia. 10 tahun lagi Iwan Fals bisa saja lebih populer dan inspiring dari Bob Marley. Ada Slank, Dewa 19, Gigi, Padi, ST12, Ruth Sahanaya, Krisdayanti dan ratusan lainnya.  Kehadiran boyband dan girlband juga tidak boleh dipatahkan, diejek. Justru sebaliknya mereka harus dipersiapkan untuk mendunia.

Untuk belajar kita dengan mudah dapat melihat melalui youtube bagaimana penampilan artis-artis Korea di Singapura, Paris, Jepang, Amerika. Mereka terlihat begitu percaya diri membawakan lagu berbahasa Korea dan Inggris. Penonton di kota-kota besar dunia tersebut terlihat histeris, bahkan mereka hafal lirik, dance yang mereka suguhkan. Pastilah ini dipersiapkan dengan sangat matang melalui ratusan kali latihan.

Lihatlah SNSD dengan personil yang begitu banyak (9 orang), mereka tampil tanpa sedikitpun kesalahan berarti. Mereka sadar membawa nama bangsa Korea, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa nasionalisme kebangsaan ditanamkan dengan baik dalam pendidikan di Korea. Korea sepertinya tidak nyaman dengan anggapan bahwa mereka maju karena dukungan Amerika. Dengan musik mereka membuktikan bahwa artis mereka mampu menjadi idola di negara-negara maju, bahkan Amerika sekalipun.

Hal ini penting dijadikan bahan pelajaran bagi Presiden, DPR, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Industri kreatif, Kementerian Perdagangan, Pimpinan Media, dll. Para artis Indonesia ini harus diundang secara terhormat untuk menggagas bagaimana agar nilai-nilai Indonesia bisa disebarkan keseluruh dunia melalui produk budaya. Jadi bukan PNS saja yang Toefl-nya diusulkan mesti 600. Para artis juga harus didukung agar karya mereka mendunia. Pusat produksi kebudayaan harus diperbanyak, tidak hanya Jakarta. Warga Indonesia, Persatuan Pelajar Indonesia di luar negeri, juga harus diajak rembuk.

Kita pasti bisa karena kekayaan, keragaman budaya kita jauh melebihi Korea. Maka Jangan biarkan Anggun C Sasmi, Agnes Monica, Nidji, Slank berjuangan mendunia tanpa dukungan negara. Kita harus berani bermimpi dan berjanji bahwa di masa yang akan datang poster para artis Indonesia akan menghiasi kamar, tempat umum di Asia, Eropa, Amerika, Afrika, Australia.

*Hariqo Wibawa Satria
Alumnus Pascasarjana UPM Jurusan Diplomasi, Gontorian, Lecture, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Kominfo, Sosial Media Untuk Diplomasi (SMUD), Pendiri KAPAS @ASEANcom2015, hub: rico_indonesia@yahoo.co.id / Sms: 082260606454

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun