Mohon tunggu...
Hari Prasetya
Hari Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge Seeker

Mengais ilmu dan berbagi perenungan seputar perbankan, keuangan, dan kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tipologi Berhaji

18 September 2021   05:25 Diperbarui: 18 September 2021   05:33 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini dengan kuota haji yang terbatas dan masa tunggu haji yang relatif lama di beberapa daerah, seorang yang berniat haji untuk mengakhiri masa remajanya bisa jadi baru akan berangkat haji ketika sudah menjelang pensiun. Sedangkan yang mendaftar haji menjelang pensiun, mungkin baru akan berangkat haji ketika telah memasuki usia jompo dan mulai pikun.

Berdasarkan hal tersebut, seorang muslim perlu mempersiapkan diri dan membuat perencanaan dalam melaksanakan kewajiban berhaji, yang meliputi perencanaan pemenuhan kemampuan kesehatan dan keuangannya.

Tipologi Menurut Hadist

Selain berdasarkan tipologi Geert tersebut, tipologi berhaji juga dapat kita rujuk pada hadist Nabi SAW yang memaparkan potensi penyimpangan niat dan motivasi seseorang dalam menjalankan ibadah haji. 

Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu masa yang dialami umat manusia, yaitu orang kaya dari umatku yang melaksanakan ibadah haji (niatnya) karena wisata, orang kalangan menengah (niatnya) karena berdagang, orang kalangan ahli pengetahuan (niatnya) karena riya' dan sum'ah, dan kaum fakir di antara mereka (niatnya) karena untuk meminta-minta.” (HR. Ibnu Jauzi).

Hadis tersebut memberi kita peringatan agar selalu menjaga niat, motivasi, sikap, dan perangai kita sebelum, selama, dan setelah menjalankan ibadah haji, agar tidak terjerumus pada tipologi berhaji yang disebutkan oleh Nabi SAW dalam hadist tersebut.

Tipe Pertama, berhaji untuk berwisata, yakni seseorang yang melaksanakan ibadah haji bertujuan untuk rekreasi menghilangkan kepenatan dan aktivitasnya di tanah suci, di luar pelaksanaan rukun dan wajib haji, lebih bersemangat mengunjungi tempat wisata daripada beribadah ke masjid.

Tipe Kedua, berhaji untuk berdagang, yakni seseorang yang menunaikan ibadah haji bertujuan untuk berbelanja atau membeli belah, sehingga aktivitasnya selama di tanah suci, di luar pelaksanaan rukun dan wajib haji, lebih banyak berkeliling pusat perbelanjaan dan mall daripada beribadah kepada Allah SWT.

Tipe Ketiga, berhaji untuk riya' dan sum'ah, yakni seseorang yang melaksanakan ibadah haji sekadar untuk mengejar status sosial di masyarakat berupa gelar haji. Orang tersebut sepulang haji akan mudah tersinggung jika tidak disebutkan gelar hajinya.

Tipe Keempat, untuk meminta-minta, yakni kalangan fakir yang berangkat ke tanah suci pada musim haji untuk mengharap belas-kasihan dengan harapan dapat mengumpulkan harta yang banyak ketika kembali.

Balasan amalan seseorang itu akan berdasarkan pada niatnya sehingga dia akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Sabda Nabi SAW, ”Sesungguhnya, setiap perbuatan bergantung niatnya. Dan, sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun