Perjalanan hidup manusia pasti akan melalui sebuah fase yang mana kehidupannya akan dihadapkan pada dua pilihan yang sulit.
Mengikuti arus kehidupan atau menantangnya, tentunya dua-duanya sama memiliki resiko.
Padahal tujuan dari si penjawab ialah untuk keselamatannya bukan yang lain, tetapi ia justru malah terjebak dalam dilemanya sendiri.
Lantas apa yang sebenarnya mengikuti arus kehidupan itu sebenarnya dan apa pula menentang arus kehidupan itu.
Pada dasarnya dua jalan hidup tersebut merupakan sifat dasar dari kehidupan.
Bagi seorang yang kanan ia akan mengikuti arus kehidupan yang akan mengantarkan kepada sang muara kehidupan.
Tetapi disisi lain bagi seorang yang kiri akan lebih memilih "nanti dulu"...apakah benar kita akan menuju ke hilir jika mengikuti arus kehidupan.
Bukankah titik awal kehidupan ada di hulu bukan di hilir, maka kehidupannya akan menjadi seperti ikan salmon yang menentang arus kehidupan untuk menuju ke hulu.
Semua memiliki argumen tasi atas pilihan hidupnya sendiri-sendiri, lantas siapa yang benar dan siapa yang salah.
Yang salah ialah mereka yang hanya duduk diam tidak mau terjun ke sungai kehidupan, dan hanya menjadi orang yang pandai mengomentari saja.
Kehidupan itu harus dijalani, akal manusia akan bekerja secara maksimal jika sudah terjun dan merasakan nikmatnya tenggelam.
Terdengar sangat menyeramkan kata tenggelam, tetapi hidup memang seperti itu.
Dan percayalah jika akan ada tangan-tangan Tuhan yang nyata akan menyelamatkan mu serta mengantarkan mu berdasarkan takdirnya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H