Mohon tunggu...
Puthut Hari Pangestu
Puthut Hari Pangestu Mohon Tunggu... Penulis - Guru dan Penulis

Menulis merupakan seni mengolah akal, seni mengasah kecerdasan dan mempertajam ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hulu atau Hilir Tujuan Hidup Manusia

15 Juli 2024   19:39 Diperbarui: 16 Juli 2024   17:25 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixxabay (Csillagvirag)

Perjalanan hidup manusia pasti akan melalui sebuah fase yang mana kehidupannya akan dihadapkan pada dua pilihan yang sulit.

Mengikuti arus kehidupan atau menantangnya, tentunya dua-duanya sama memiliki resiko.

Padahal tujuan dari si penjawab ialah untuk keselamatannya bukan yang lain, tetapi ia justru malah terjebak dalam dilemanya sendiri.

Lantas apa yang sebenarnya mengikuti arus kehidupan itu sebenarnya dan apa pula menentang arus kehidupan itu.

Pada dasarnya dua jalan hidup tersebut merupakan sifat dasar dari kehidupan.

Bagi seorang yang kanan ia akan mengikuti arus kehidupan yang akan mengantarkan kepada sang muara kehidupan.

Tetapi disisi lain bagi seorang yang kiri akan lebih memilih "nanti dulu"...apakah benar kita akan menuju ke hilir jika mengikuti arus kehidupan.

Bukankah titik awal kehidupan ada di hulu bukan di hilir, maka kehidupannya akan menjadi seperti ikan salmon yang menentang arus kehidupan untuk menuju ke hulu.

Semua memiliki argumen tasi atas pilihan hidupnya sendiri-sendiri, lantas siapa yang benar dan siapa yang salah.

Yang salah ialah mereka yang hanya duduk diam tidak mau terjun ke sungai kehidupan, dan hanya menjadi orang yang pandai mengomentari saja.

Kehidupan itu harus dijalani, akal manusia akan bekerja secara maksimal jika sudah terjun dan merasakan nikmatnya tenggelam.

Terdengar sangat menyeramkan kata tenggelam, tetapi hidup memang seperti itu.

Dan percayalah jika akan ada tangan-tangan Tuhan yang nyata akan menyelamatkan mu serta mengantarkan mu berdasarkan takdirnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun