Mohon tunggu...
Hario Pamungkas Priambo
Hario Pamungkas Priambo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tertarik dengan komunikasi dan ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Bahasa dalam Bingkai Pierre Bourdieu

4 Juni 2022   22:50 Diperbarui: 4 Juni 2022   22:56 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pierre Bourdieu merupakan filsafat yang bertransformasi menjadi sosiolog kritis. Pierre Bourdieu mengembangkan pemikirannya lewat pemikiran Marxian. Namun dalam prosesnya, Pierre Bourdieu keluar dari tradisi Marxian. Proses tersebut dapat dilihat lewat definisi model-model dominasi yang tidak hanya berdimensi pada ekonomi, akan tetapi juga pada dominasi budaya, politik, gender, seni, dan sebagainya dalam ranah lainnya. Selain itu, Pierre Bourdieu mengembangkan teorinya tentang simbolis yang berfungsi untuk membedakan analisinya dengan analisis Marxian klasik, di antaranya menyodorkan konsep model simbolik, modal kultural, modal sosial, dan juga pastinya modal ekonomi.

gambar diambil dari suarasikap.com

Melalui latar belakang Pierre Bourdieu, konsep habitus, modal, dan ranah. Habitus menurut Pierre Bourdieu dijelaskan tidak hanya kebiasaan atau tabiat yang melekat dalam individu seseorang. Namun Pierre Bourdieu menjelaskan sebagai Sistem dosposisi yang bertahan lama, dapat berubah-ubah, struktur- struktur yang tersetruktur berkecenderungan untuk berfungsi sebagai struktur-struktur yang mengalami proses penstrukturan, sehingga sebagai prinsip-prinsip penerusan dan penstrukturan praktik-praktik dan representasi-representasi yang dapat secara objektif "diatur" sekaligus "teratur" tanpa, dengan cara apapun, menjadi hasil (bentukan) sikap ketundukan terhadap berbagai aturan, yang secara objektif disesuaikan dengan tujuan-tujuan mereka tanpa perlu mensyaratkan upaya untuk mencapai tujuan secara sadar atau suatu ungkapan penguasaan atas tindakan-tindakan yang perlu ditempuh untuk meraihnya dan, dengan ini semua, secara kolektif diorkestrasikan tanpa perlu menjadi hasil dari pengorkestrasian oleh seorang konduktor.


Selanjutnya adalah konsep modal, modal merupakan kembangan dari Pierre Bourdieu sendiri. Mengacu pada derajat akumulasi prestise, ketersohoran, konsekrasi atau kehormatan. Modal simbolik, modal kultural, dan modal sosial diartikan sebagai bentuk kekuatan-kekuatan sosial yang mendasar menurut penyelidikan empiris pertama modal ekonomi, dalam berbagai bentuknya. Kedua modal kultural atau tepatnya, modal informasi, lagi- lagi dalam berbagai bentuknya, dan yang ketiga adalah dua bentuk modal yang sangat berkaitan, modal sosial, yang tersusun dari kekuatan yang berbasis koneksi dan keanggotaan dalam kelompok tertentu, dan modal simbolis, yang merupakan jenis modal lain yang sering dipersepsi dan dikenali sebagai legitimasi.

Sedangkan konsep ranah berhubungan erat dengan konsep habitus. Artinya, ranah merupakan sebuah jaringan, atau konfigurasi, hubungan-hubungan objektif antarberbagai posisi. Ranah menurut Pierre Bourdieu Dalam terminologi analitik, sebuah ranah bisa didefinisikan sebagai sebuah jaringan, atau konfigurasi, hubungan-hubungan objektif antarberbagai posisi. Posisi didefinisikan secara objektif, dalam keberadaannya dan dalam determinasi determinasi yang dipaksakannya kepada mereka yang menempatinya, yaitu agen dan lembaga, oleh situasi aktual dan situasi potensial dalam struktur pembagian kekuasaan (atau modal) di mana kepemilikan atas kekuasaan (atau modal) membuka akses ke dalam suatu keuntungan yang menjadi taruhan dalam ranah, sebagaimana juga dalam relasi objektifnya dengan posisi-posisi lainnya (dominasi, subordinasi, homologi, dll).

Melalui konsep pemahaman Pierre Bourdie, bahasa yang terus berkembang hingga sekarang merupakan potret kecil bentuk produk budaya yang terlihat meskipun kurang dilihat perkembangannya. Dalam konsep Pierre Bourdieu dapat dilihat bahwa habitus bahasa menjadi suatu bentuk komunikasi yang masih digunakan bertahan lama, berubah seiring berkembangnya waktu, struktur yang disesuaikan melalui penstrukturan dengan zaman, dan bahasa disesuaikan dengan tujuan tanpa adanya paksaan secara kolektif dari arahan satu orang. Kemudian konsep modal dalam bahasa dilihat dari derajat akumulasi. Selain habitus, konsep modal dan ranah dilihat dalam bagaimana semua lapisan masyarakat dari segala derajat, ras, suku dipraktikan di kehidupan sehari-hari. Modal dalam ranah bahasa dapat dilihat dalam jenis modal sosial yaitu, koneksi yang digunakan untuk menjalin hubungan erat atau menyalurkan apa yang ada dipikiran individu. Sedangkan ranah artinya tentang bagaimana hubungan-hubungan tersebut menggunakan bahasa sebagai bentuk proses kehidupan sosial yang ada di kehidupan bermasyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun