Mengapa Teori Psikoanalisa tidak dapat menjelaskan peristiwa Isra' Mi'raj ? Teori psikoanalisa hanya berdasar pada sesuatu yang materi humanis belaka, tidak berdasarkan sama sekali pada spiritual humanism, artinya parameter yang digunakan hanya berkisar pada materi yang melekat pada manusia saja, sedang aspek spritual yang ada pada diri manusia dikesampingkan.
Menurut para ahli fisika (Max Planc, Albert Enstein) kecepatan tertinggi di alam semesta adalah Cahaya, yaitu 300.000 km/detik, iniadalah kurang lebih 5 kali dari kecepatan meteor yang hanya 60.000km/detik. Tidak ada benda lain, pesawat, instrument di alam semesta ini yang bisa melampaui kecepatan cahaya, jika kecepatan ini bisa dilampaui maka akan instrument/oesawat ini bisa membawa manusia ke waktu lampau, ini yang dikenal sebagai ide the Time Tunnel (Lorong Waktu). Artinya Manusia bisa kembali ke waktu lampau bila bisa mengendarai pesawat atau berlari dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Peristiwa Isra' Mi'raj ini terjadi dengan kecepatan diatas kecepatan Cahaya. Karena kecepatan Malaikat Jibril sag penyampai wahyu Allah ini mempunyai 600.000 sayap yang membentang dari barat ke timur, dan terbang mencapai langit ke 7, kecuali tempat Sidratul Muntaha yang hanya diperuntukkan bagi Muhammad Rasullullah.
Banyak para ahli Psikology menyebut kecerdasan Emosinal Muhammad saw pada peristiwa Isra' Mi'raj tersebut, meski juga diyakini bahwa ini juga menunjukkan kecerdasan Spritual yang tidak tertandingi oleh makhluk manapun di muka jagad. Tentu saja manusia tidak akan bisa mengalamina tanpa campur tangan Tuhan yang disebut pada ayat tersebut di atas.
Semoga tulisan ini dapat menambah iman kita.
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H