Perkembanagan dunia digital sudah tidak bisa terbendung lagi, hampir setiap manusia pasti menggunakan internet dalam melakukan aktifitas sehari-harinya. Penduduk Indonesia tercatat 132,7 juta orang menggunakan internet untuk keperluan yang beragam, seperti mencari ilmu pengetahuan, hiburan, bisnis, dan kebanyakan mencari informasi.
Internet sudah menjadi primadona bagi setiap orang karena apapun yang dicari bisa terjangkau, penggunaan yang mudah tanpa ada persyaratan yang rumit dan kebutuhan zaman yang mendukung, sehingga memberikan simpati masyarakat untuk berbondong-bondong menggunakan internet.
Pekerjaan yang awalnya berat, lama, dan kadang sulit untuk dikerjakan menjadi mudah dan cepat saat menggunakan internet. Kinerja internet yang saling menghubungkan melalui jaringan komputer atau handphone sangat cepat untuk menerima atau menemukan informasi yang sedang hangat terjadi.
Internet memang menyediakan berbagai macam yang kita butuhkan, namun disisi lain internet juga seperti pisau bermata dua, siapa saja yang menggunakan internet apalagi menguasainya akan sangat berbahaya jika memiliki niat yang buruk, misalnya saja menyebarkan berita HOAX.Â
HOAX atau informasi tidak valid sangat meresahkan warga internet atau netizen, karena banyak korban percaya akan informasi yang salah tersebut sehingga menimbulkan penyesatan pada pemikiran warga internet. Apabila jika berita HOAX tidak diberantas atau warga netizen yang tidak pandai maka akan terjadi konflik baik antar netizen atau netizen dengan negara.
Akhir-akhir ini berita hoax yang viral adalah tentang vaksin yang dapat membunuh manusia, di vaksin menjadi zombie, dan adanya chip yang diseludupkkan pada vaksin. Hal tersebut belum tentu benar dikatan HOAX oleh WHO selaku lembaga kesehatan dunia bahwa vaksin diciptakan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Maka dari itu untuk menjadi warga netizen yang pandai tidak kemakan berita HOAX ada beberapa tips untuk memberantas berita HOAX agar tidak menjadi korban, yaitu:
1. Cek sumber berita
Informasi yang kita terima jangan dimakan terlalu dalam terlebih dahulu, tetapi cek sumber berita yang menerbitkan informasi tersebut. Apabila sumber berita tersebut menyertakan informan tokoh yang dapat dipercaya dan mencantumkan data yang sangat jelas dari lembaga seperti MUI, Kementrian Kesehatan, Kompas, dan lainnya, maka kita dapat mempercayai berita tersebut benar.
2. Banyak membaca