[caption id="attachment_171239" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut di Ta Prohm"]
Hari telah menunjukkan pukul 16.30 sore, di kompleks ini lokasi yang tepat untuk menikmati sunset ialah Phnom Bakheng yang merupakan candi yang berada di atas bukit. Untuk mencapai candi ini kita harus trekking dahulu ke atas bukit selama kurang lebih 15 menit. Jika tidak kuat, kita bisa menyewa gajah yang disediakan oleh pngelola. Tak disangka ternyata di puncak bukit sudah ada ratusan turis yang juga sama – sama ingin menunggu sunset di sini. Candi Phnom Bakheng ini juga tak kalah luar biasanya, bayangkan sendiri bagaimana bisa di atas bukit yang untuk ke sana saja lumayan melelahkan bisa terdapat sebuah candi. Otak ini kembali berpikir dengan cara apa ya orang – orang zaman dahulu dapat membangun candi di tempat seperti ini. Pemandangan sunset juga yang ada di sini juga oke punya. Ratusan turis di sini menjadi hening seakan tersihir saat menikmati sunset disini. Sungguh mendamaikan pikiran...
[caption id="attachment_171240" align="aligncenter" width="300" caption="Phnom Bakheng"]
Sunset telah berlalu, saya pun kembali bergegas kembali ke Siem Reap untuk melihat Apsara Dance di tempat yang direkomendasi oleh supir tuk – tuk saya. Apsara Dance merupakan tarian khas Kamboja yang menampilkan kelenturan tangan dan kaki. Tarian ini sangat sakral pada zaman dahulu, hanya raja dan penguasa kerajaan yang dapat melihatnya. Kalau bagi orang Jawa kayak saya mungkin seperti tarian bedaya ya. Somehow bagi saya tarian ini terlihat biasa saja walaupun banyak turis – turis asing lain yang seakan takjub melihat tarian ini. Mungkin karena sudah sering melihat tarian – tarian seperti itu di sini kali ya...
Gak terasa hari sudah malam, satu – satunya tempat terbaik untuk menghabiskan malam di Siem Reap ialah di Angkor Night Market. Tempat ini merupakan pasar seni yang memang ditujukan untuk turis – turis, lokasinya berada di tengah – tengah Siem Reap. Di sini kita bisa membeli oleh – oleh dan souvenir dengan harga yang bisa ditawar seperti perhiasan, baju – baju bergambar Angkor wat, gelang – gelangan, gantungan kunci, dll. Di luar Angkor Night Market sendiri terdapat banyak pub, cafe serta tempat fish massage yang banyak ramai oleh turis – turis. Saya sendiri akhirnya memutuskan untuk makan malam di salah satu Cafe di sana. Gak terasa besok saya sudah harus kembali ke Jakarta. Berbeda dengan Phom Penh kemarin yang menawarkan wisata kengerian, berwisata di sini sungguh mendamaikan hati dan mampu menjernihkan otak saya.
Esok paginya dengan berat hati saya meninggalkan Siem Reap dan Angkor Wat. Kota kecil serta candi - candi besarnya yang menenangkan jiwa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H