Mohon tunggu...
harini putri
harini putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa aktif Ilmu Politik Universitas Airlangga. Memiliki minat yang besar terhadap literasi, pengembangan diri, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akses Pendidikan: Haruskah Pendidikan Dikomersialkan?

15 Juni 2022   23:45 Diperbarui: 6 Juli 2022   20:14 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya saja mengenai masalah kewarganegaraan dan kependudukan. Dari sekolah SD hingga SMA, atau bahkan hingga bangkus perkuliahan, kita mendapatkan mata ajar kewarganegaraan. Akan tetapi saya pribadi merasa kurang puas karena konteks yang dibawakan hanya berkutat seputar sistem politik, kelembagaan, organisasi nasional maupun internasional, dan sebagainya yang mana apabila kita pikirkan kembali mata pelajaran tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan bagaimana menjadi warga negara yang tinggal di suatu organisasi besar– negara?

Coba Anda bayangkan apabila kurikulum mata pelajaran tersebut sedikit diubah seperti bagaimana cara membuat SIM, mengurus pajak, proses melakukan administrasi di kantor kependudukan. Saya rasa akan lebih relate dan bermanfaat. Karena banyak saya jumpai orang setelah lulus SMA atau bahkan bergelar sarjana masih bingung mengenai masalah pajak. Benar saja, memang tidak oernah kita diajari pajak, kecuali kalau Anda memang mahasiswa perpajakan,  tapi tiba-tiba sutuh bayar saja. Cukup aneh dan membingungkan, bukan?

Pendidikan Yang Bebas

Dalam teks pembukaan kemerdekaan kita menyebutkan, “ Kemerdekaan ialah hak segala bangsa”. Hal ini berlaku pula pada masalah kemerdekaan mental dan pikiran. Manusia yang merdeka adalah mereka yang dapat berpikir untuk kebaikan orang banyak. dan untuk mendapatkannya diperlukan wawasan yang luas. Sekolah saja tidak cukup untuk membuat manusia pintar dan dewasa. Dunia dan seisinya adalah sekolah sesungguhnya yang mengajarkan kita banyak hal melalui pengalaman secara pragmatis dan empiris membuat kita belajar secara hand to hand. Maka dari itu sebenarnya sekolah bukan lah hal yang krusial, akan tetapi yang penting di sini adalah kesadaran untuk mengenyam pendidikan. 

Maka dari itu pendidikan yang baik dan sesuai dengan nilai yang dipegang oleh bangsa Indonesia seharusnya adalah pendidikan yang dapat diakses oleh semua orang tanpa terkecuali. Karena pendidikan adalah kebebasan dan kemerdekaan. Yakni merdeka dari belenggu kebodohan dan kemlaratan. 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa sekolah formal ada sebagai salah sattu cara orang tua untuk dapat membimbing anak-anak mereka. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, sekolah yang kita jumpai saat ini menjadi lebih eksklusif terutama dengan dipatoknya sejumlah biaya untuk mengaksesnya. Maka dari itu seharusnya pendidikan dapat diakses siapa saja karena merupakan hak untuk mendapat pengajaran, bukan malah dikomersialkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun