Walaupun kedua orang tuaku adalah PNS, tetapi profesi itu tidak pernah membuatku bergeming melamar. Aku adalah seorang idealis, menempuh pendidikan di sekolah Teknik maunya kerja di perusahaan swasta bukan kerja kantoran yang dinamis dan statis.
Namun sejak suamiku dan teman-teman yang notabene ortu mereka bukan berbackground PNS di terima PNS dengan model seleksi nasional, membuatku tergoda ikut penasaran. Di tahun 2010 yang lalu aku pun mencoba mendaftar. Alhasil aku mengikuti langkah-langkah mereka. Daftar melalui media pos, dengan terlebih dahulu memalui on line. Menunggu surat undangan tiba. Belajar dan jangan lupa berdoa, siapa tahu memang jodoh kerja di PNS, ha ha ha sambil berharap dan berkhayal.
Dan ketika saat test itu tiba, begitu banyak peserta yang ikut memeriahkan test seleksi CPNS. Bahkan aku pun sampai diantar oleh anak dan suamiku. Di tempat test pun tak kalah seru. Dalam beberapa ruangan sekitar 5 ruang kelas lebih adalah mereka yang test pada posisi yang sama sepertiku, Staff Teknik. Belum lagi yang di lokasi lain, setahuku posisi yang kutempati ada 2 lokasi.
Sambil menunggu bel masuk, aku sempat ngobrol dengan kakak kelas kuliah. Ternyata motivasi dia mencoba adalah memperbaiki nasib, bosan kerja di perusahaan, tidak suka sama bosnya. Sepertinya motivasinya agak negatif. Tapi setidaknya lumayan daripada iseng sepertiku.
Setelah bel masuk ke ruang test tiba, semua peserta dipersilakan masuk. Yang boleh dibawa hanya alat tulis tidak termasuk kalkulator. Pengawas test masuk berjumlah 2 orang. Membagikan soal test dan lembar jawaban. Jumlah peserta dalam satu ruang ada 20 orang. Untuk posisi yang ditawakan di Staff teknik 2 orang. Setelah mengisi daftar hadir, maka test akan segera dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dan pengawas mulai memimpin do’a.
[caption id="attachment_327594" align="aligncenter" width="320" caption="Tes CPNS(www.sdnmangundikaran1nganjuk.blogspot.com)"][/caption]
“Sebelum test tertulis CPNS dimulai alangkah baiknya semua perlengkapan alat tulis dicek terlebih dahulu.” Semua peserta pun mulai celingak celinguk mengecek alat tulis masing-masing.
“Jika semua sudah siap, ada baiknya sebelum mengerjakan test kita berdo’a terlebih dahulu sesuai dengan agama masing-masing.”Kata pengawas itu.
“ Semoga saja semua peserta di ruang ini bisa lolos seleksi CPNS, Amin.” Lanjut pengawas itu sambil tersenyum.
“Amin.” Jawab kami kompak sambil tertawa, kita hanya berdo’a dan berusaha, tapi ... hasilnya kita serahkan sama Yang Maha Kuasa. Dan 20 Orang itu tidak mungkin diterima semua kecuali kalau lowongannya 20 orang, ah yang logis aja. Kata hatiku sambil ngaca diri di jendela ruang test.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H