2. Adopsi Teknologi : Adopsi teknologi digital masih rendah di kalangan UMKM disaat disrupsi teknologi semakin canggih dikalangan masyarakat kita, penggunaan e-commerce masih belum bisa dimanfaatkan oleh UMKM sehingga ini yang menghambat kemampuan mereka untuk bersaing di pasar yang lebih luas, karena mayoritas masih menjangkau pasar secara offline dan tatap muka.
3. Metode Pemasaran : Banyak UMKM yang masih menggunakan metode pemasaran tradisional dan belum memanfaatkan media digital secara optimal.
4. Kualitas Produk : Standar kualitas produk yang tidak konsisten seringkali menjadi kendala dalam menembus pasar nasional dan internasional, maka perlu bimbingan dari berbagai pihak terkait baik pemerintah maupun penyedia modal/kredit sebagai pengawasan dan pembinaan agar UMKM di Lampung tetap eksis.
Dari beberapa tantangan yang dihadapi oleh UMKM terutama di Lampung, maka diperlukan strategi sebagai penguat kinerja UMKM agar UMKM di Lampung tetap eksis, diantaranya:
1. Â Akses Modal dan Pembiayaan
Pemerintah dan lembaga keuangan perlu meningkatkan akses pembiayaan mikro dengan bunga rendah. Bank Indonesia (BI) memainkan peran penting dalam mendukung penguatan kinerja UMKM di Indonesia melalui berbagai strategi dan bauran kebijakan. Berdasarkan website dari Bank Indonesia, BI merilis aturan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial UMKM sebagai salah satu upaya Bank Indonesia meningkatkan inklusi ekonomi dan membuka akses keuangan serta memperkuat peran UMKM . Bank Indonesia bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM. Beberapa inisiatif yang diambil meliputi:
- Kredit Usaha Rakyat (KUR): Program pembiayaan dengan bunga rendah yang ditujukan untuk UMKM.
- Penurunan Suku Bunga Kredit : Kebijakan penurunan suku bunga kredit untuk meningkatkan aksesibilitas pembiayaan bagi UMKM.
- Penyediaan Kredit Mikro : Kerjasama dengan bank-bank BUMN seperti Mandiri BRI BNI dan lainnya & bank-bank local (BUMD) untuk menyediakan kredit mikro bagi UMKM yang baru berdiri atau sedang berkembang (Bank Indonesia 2021).
Bank bank terutama HIMBARA (Himunan Bank Milik Negara) telah banyak menyalurkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di seluruh Indonesia sebagai bagian dari program pembiayaan bunga rendah untuk UMKM. Sejak tahun 2020 hingga 2022 mengenai jumlah dana kredit mikro yang berhasil disalurkan 3 bank Himbara (Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI) sebagai berikut:
Tabel 3. Rangkuman Total Jumlah Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Bank Himbara (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI) di seluruh Indonesia (2020-2022)
Berdasarkan data dari website penyaluran Kredit Usaha Rakyat yaitu http://www.kur.ekon.go.id/ diatas, dapat dilihat bahwa sejak tahun 2020 hingga 2022 jumlah penyaluran Kredit Usaha Rakyat bank Himbara (BRI, Mandiri, BNI) sebagai instrumen intermediasi dalam pemulihan dan membangkitkan ekonomi nasional, nilai perbandingannya dengan data total penyaluran kredit perbankan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berturut-turut yaitu tahun 2020 sebesar 12,83%, tahun 2021 sebesar 19,77% dan tahun 2022 sebesar 25,78%.
Selain itu, Dilansir dari website Bank Indonesia (2024) dalam ruang lingkup pengembangan produk UMKM, Bank Indonesia juga melakukan pengembangan produk volatile food, local economic development serta Wirausaha Bank Indonesia (WUBI). Pada percepatan akses, pengembangan didorong dari akses financial, market, knowledge network, serta inovasi dan digitalisasi. Dukungan dari infrastruktur dan kelembagaan turut memberikan dampak bagi pembentukan ekosistem UMKM yang optimal, diantaranya dukungan regulasi/kebijakan, keuangan inklusif, perlindungan konsumen, edukasi/literasi, model bisnis, monitoring, evaluasi serta penguatan kelembagaan dan sistem informasi. Selain beberapa aspek tersebut, penguatan korporatisasi, penyempurnaan akurasi informasi dan data, optimalisasi koordinasi yang intensif antar kementerian/lembaga, peningkatan pemanfaatan inovasi dan teknologi, serta menciptakan ekosistem yang mendukung, merupakan bagian dari faktor pendorong keberhasilan pengembangan UMKM di Indonesia yang akan senantiasa dibangun oleh Bank Indonesia.
2. Peningkatan Adopsi Teknologi