Mohon tunggu...
Hari Murti
Hari Murti Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

STRATA 1 BIDANG EKONOMI PERTANIAN ; CInta Menulis untuk Bangsa yang Berliterasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Terpisahkan Ruang dan Waktu

30 Mei 2023   15:23 Diperbarui: 30 Mei 2023   15:27 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika dua raga mencinta terbatas temu sebab terhalang ruang dan waktu

Dua hati yang mencinta saling merindu dalam ragu

Bertanya dalam hati akankah kepercayaan akan ini akan terbalas suka cita

Ataukah kepercayaan ini justru awal dari nestapa

Yang akan terkenang selamanya dalam hati dan jiwa

Tidakkah kau tahu dalam diriku berlaku mencinta sebagaimana anak manusia biasa

Cinta seorang anak manusia yang hadirannya tulus

Disambut dengan kelapangan dan tangan terbuka

Kehidupan serasa bak panggung opera sandiwara

Dimana sang pencinta ini mengharapkan hadirnya sang belahan jiwa selalu disisinya

Sebagaimana semua umat manusia bertemu dan bertegur sapa

Bersenda gurau dalam suka cita bersama

Ketika jarak membuatku lebih memilih mencintaimu dalam diam

Padahal cinta ini kini sudah begitu menggelora

Bagaikan bara api dalam tungku yang hitam melegam

Cinta mengajarkanku sakit

Cinta mengajarkanku sabar

Cinta mengajarkan hatiku agar lapang

Cinta mengajarkanku menghembuskan napas dalam yakin dan ragu

Yakin dan ragu yang silih berganti saling berputar membayangi pikiran dan hati

Doa dan desiran angin menjadi saksi akan semua kekosongan dalam hati

Menunggumu akan pertemuan kita yang diridu dalam tepatnya ruang dan waktu

Tapi selalu kuyakinkan diri dalam doa pada Tuhanku

Engkaulah sang rindu yang patut ditunggu

Kesepian saat ini menjadi teman bercandaku

Dikala rinduku sudah terpatri kuat dalam hati

Takdir yang selalu didoakan dalam senyap di malam yang temaram

Usaha yang selalu diperjuangkan penuh pengorbanan dan keberanian

Tentang rasa cinta yang tak tersampaikan

Tentang rindu yang sangat takut akan memudar

Tentang ragu yang terus menerus berpendar

Tapi kekuatan cinta ini selalu kujadikan pondasi dalam keyakinan

Bahwa takdir ini tidak akan lama lagi akan terwujudkan

Ketika nanti tidak ada lagi rindu yang disembunyikan

Ketika nanti tidak ada lagi rasa yang harus tertahan

Ketika nanti tidak ada lagi temu yang terhalang

Ketika nanti tidak ada lagi sakit yang dirasakan dari kejauhan

Ketika nanti tidak ada lagi rasa bingung tidak menentu 

Ketika nanti kulihat senyummu, ketika nanti kulihat cerah matamu

Ketika nanti ku bisa berdiri tegak tepat didepanmu

Mengatakan dengan lantang disaat itu

"Duhai bagian jiwa ragaku yang telah lama hilang kini berhadapan bertemu"

Bersyukurku untuk semua perjuangan untuk kita bisa bertemu di titik temu

Berlelah dalam penantian temu oleh ruang, jarak dan waktu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun