Dalam perjalan hidupnya manusia kadang tidak mengetahui prestasi apa saja yang pernah didapatkan, hal tersebut bisa membuat mereka merasa diri tidak pernah ada dan tidak berguna, sehingga akan muncul dampak negatif pada diri mereka yaitu, mereka akan mengalami kebingungan tentang jati dirinya.
Mereka yang mengalami kesulitan dalam menemukan jati diri, tidak menutup kemungkinan disebabkan karena mempunyai konsep diri yang rendah yang pada akhirnya membuat mereka menjadi kurang percaya diri.
Masalah konsep diri yang rendah pada diri manusia biasanya muncul akibat memperoleh pelabelan dari lingkungan terdekat secara negatif, yang akhirnya akan menyebabkan mereka berpikir tentang dirinya kurang berguna dan mempunyai banyak kekurangan baik secara fisik maupun secara psikologis.
Menurut Brooks (dalam Habibullah, 2010) konsep diri sebagai pandangan atau persepsi individu terhadap dirinya, baik bersifat fisik, sosial, maupun psikologis, dimana pandangan ini diperolehnya dari pengalamannya berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai arti penting dalam hidupnya.
Dampak dari konsep diri yang rendah tersebut akan membuat mereka menjadi tidak yakin akan dirinya bahkan bisa menghambat perkembangan mental psikologisnya. Terhambatnya mental psikologis ini akan berdampak pada kepercayaan diri, sehingga mereka mempunyai hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya.
Lingkungan sosial sangat penting untuk membantu perkembangan mental psikologis seseorang, karena di lingkungan sosial seseorang akan mendapatkan validasi tentang siapa dirinya. Dalam teori kebutuhan Maslow dijelaskan, salah satu kebutuhan manusia adalah pengakuan dari orang lain, pengakuan ini merupakan validasi atau persetujuan bahwa seseorang tersebut layak mendapatkan penilaian baik secara positif ataupun secara negatif.
Apabila penilaian dari lingkungan tersebut seringkali negatif, maka tanpa disadari akan menjadi nilai diri bagi mereka, begitu pula apabila nilai dari lingkungan tersebut positif. Penilaian-penilaian tersebut merupakan kontrol dari orang lain kepada kita dan menjadi dasar bagi seseorang untuk memvalidasi dirinya.
Kadangkala dalam lingkungan sosial yang lebih kecil, yaitu keluarga yang merupakan pusat utama pembentukan mental dan karakter, dimana apabila seseorang yang hampir tidak pernah mendapatkan apresiasi, baik yang bersifat positif atau negatif maka fungsi kontrol untuk diri seseorang tersebut tidak terbentuk dengan baik sehingga menyebabkan mereka tidak mampu memvalidasi atas perilakunya atau tindakannya, sehingga mereka tidak akan mempunyai pemahaman diri atas perilakunya benar atau salah dan juga pemahaman konsep dirinya sudah baik atau belum.
Validasi diri seseorang perlu dibentuk terlebih dahulu dari lingkungan keluarga dalam bentuk validasi orang lain, karena lingkungan keluarga mempunyai kelekatan secara psikologis. Validasi diri ini menjadi penting, karena menjadi landasan perilaku, tindakan dan juga konsep diri.
Tujuan dari validasi diri adalah untuk mendapatkan pengakuan dari diri sendiri sehingga akan memunculkan pikiran dan merasakan perasaan yang sesuai dan pada akhirnya akan mebentuk konsep diri, bila validasi diri positif kita menjadi lebih percaya diri, namun bila validasi diri negatif akan membuat kita menjadi rendah diri.
Validasi dari orang lain memang penting terutama validasi positif namun kadang bersifat subjektif, sehingga ketika seseorang tersebut meninggalkan kita maka validasi positif tersebut juga ikut hilang.
CARA MEMVALIDASI DIRI SECARA POSITIF.
- Jangan percaya dengan penilaian negatif dari orang lain. Apabila ada orang yang menilai secara negatif, yang perlu dilakukan adalah memastikan kembali dan bertanya pada diri sendiri apakah hal yang disampaikan orang tersebut benar dan bertujuan untuk memperbaiki diri kita atau hal tersebut dilakukan dengan tujuan menjatuhkan kita.
- Meminta masukan positif pada orang terdekat yang dipercaya. Bertanya pada orang terdekat dengan cara meminta masukan dan pendapatnya secara positif, misalnya "berikan saya masukan positif tentang diri saya, bisa secara fisik maupun perilaku".
- Menggali prestasi yang pernah dicapai. Prestasi apapun yang pernah diraih merupakan apresiasi positif, seperti misalnya nilai pelajaran yang bagus, pernah membantu orang lain, orang lain mengucapkan terima kasih atas bantuan kita, pujian, hadiah karena prestasi dan lainya. Hal tersebut bisa menjadi nilai tambah pada diri yang positif.
- Tulis kelebihan, kelemahan diri dan menerimanya. Mengetahui kelebihan dan kelemahan adalah bentuk kontrol diri, untuk mengetahui hal ini bisa meminta pendapat dari orang lain. Perlu diketahui pendapat orang lain kepada kita kadangkala besifat subjektif, sehingga kita masih perlu bertanya lagi pada diri sendiri apakah hal tersebut betul atau tidak. Sebenarnya yang lebih tepat mengetahui kelebihan dan kelemahan diri kita adalah, diri kita sendiri karena penilaian diri tersebut lebih objektif dan ingat kelebihan dan kelemahan diri adalah sumberdaya.
- Berbicara pada diri sendiri tentang hal yang positif. Berbicara pada diri sendiri yang positif atau Positive Self talking, merupakan sugesti yang bisa membuat seseorang memvalidasi dirinya misalnya "saya hebat, saya cerdas, saya orang baik, saya cantik".
Dengan memvalidasi diri, kita akan mengetahui tentang jati diri kita dan mampu mengontrol diri dengan baik, sehingga akan membuat diri kita menjadi lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain, memahami diri kita secara utuh dan pada akhirnya menjadikan diri kita nyaman dan lebih bahagia sebagai bekal meraih masa depan.
Bagaimana cara kita merefleksikan diri kita sendiri, itulah validasi diri. Mulai hari ini dan seterusnya, ijinkan diri kita untuk selalu memvalidasi diri untuk hal-hal yang positif, dan validasi diri yang negatif biarkan saja ada pada diri kita, bila tidak nyaman lakukan perubahan untuk menjadi lebih positif.
Referensi :
Habibullah, Habibullah. (2010). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Penyesuaian Diri Gelandangan dan Pengemis di PSBK Pangudi Luhur Bekasi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 15(2). doi 109-121. http://dx.doi.org/10.33007/ska.v15i2.547
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H