Asyhadu an-laa ilaaha illallaah
Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah
Akhir - akhir ini telintas dipikiran (berusia 27 tahun, dan baru - baru ini terlintas? sebelumnya ngapain saja?) tentang dua kalimat Syahadat yang merupakan Rukun Pertama dari Lima Rukun Islam. Bahwa dua kalimat syahadat di atas dapat diartikan sebagai evolusi kesadaran manusia dari Kekosongan menuju Kepenuhan. sebuah siklis sempurna, namun biner makna.
Siklus evolusi tersebut, dapat diuraikan dalam tiga fase:
- Laa Ilaa
- ha Illallah
- Muhammadan rasulullah
Fase Laa Illaa
Fase pertama dalam rangkaian evolusi kesadaran. Ini adalah fase terbawah sekaligus gerbang menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Laa Illaa dapat diartikan tiada tuhan. Kosong. Sebuah kesadaran akan kekosongan, ketidak-eksis-an tuhan dalam wujud apapun. Evolusi kesadaran pada tingkat ini, orang pintar menyebutnya atheis (a= tidak, theis= tuhan). kesadaran yang athiestik. Orang athies menyadari bahwa tuhan hanyalah simbol yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Istilahnya, manusia menuhankan sesuatu, sehingga sesuatu itu dianggap sebagai tuhan. bahasa kerennya: berhala. Baik berhala dalam wujud yang paling sederhana sampai berhala yang paling canggih yang semua itu adalah cipta rasa dan karsa manusia yang kemudian dituhankan, contoh: idola, karya seni, uang, jabatan, sains, sistem filsafat, ideologi, dst. Disini, Kesadaran atheis menempatkan diri.
Dari fase pertama, seseorang dapat lulus, dapat pula tidak. yang tidak kunjung lulus, berarti masih berkesadaran atheis. yang berbahaya adalah ketika kesadaran itu terfiksasi (berhenti berkembang pada fase atheis saja) dan tidak memuai ke kesadaran berikutnya: ha Illallah (Selain Allah).
Fase ha Illallah