Mohon tunggu...
Harien Fidelya Ardhana
Harien Fidelya Ardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Negeri Jakarta

saya merupakan mahasiswa S1 program studi Pendidikan IPS di Universitas Negeri Jakarta. saya merupakan lulusan SMAN 58 Jakarta, selama SMA saya pernah menjadi Ketua Ekskul Saman, Bendahara I MPK, Bendahara Prom Night. Dan saat ini saya menjabat sebagai Bendahara umum di Organisasi Desa Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial, UNJ.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kurangnya Kesadaran Mahasiswa dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Barang Bekas (Sampah)

13 Desember 2023   14:13 Diperbarui: 13 Desember 2023   15:29 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com/t90garden

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita akrab dengan kata "sampah". Menurut KBBI, sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak digunakan lagi. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa-sisa padat hasil kegiatan manusia sehari-hari dan proses alam. Biasanya, sampah yang kita hasilkan dibuang ke tempat sampah dan diangkut ke tempat penyimpanan sementara (TPS).

Kesadaran Lingkungan merupakan tindakan atau sikap yang diarahkan untuk memahami tentang pentingnya lingkungan yang sehat, bersih, dan sebagainya. Usaha untuk melakukan tindakan sadar diperlukan sebagai cara pengelolaan lingkungan dengan cara memelihara atau memperbaiki kualitas lingkungan agar kebutuhan manusia terpenuhi dengan baik.

Rendahnya Tingkat kesadaran mahasiswa dalam pengelolaan barang bekas sangat terlihat dari perilakunya sehari-hari. Mahasiswa lebih memilih untuk membeli makan di kantin dengan bungkusan plastik daripada membawa bekal. Bahkan jika mengerjakan projek kuliah, kebanyakan mahasiswa lebih memilih menggunakan barang baru dibandingkan memanfaatkan barang-barang bekas yang layak digunakan.

Ekonomi

Kegiatan mengelola sampah dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu perekonomian masyarakat dan sebagai salah satu cara alternatif untuk para mahasiswa tetap bisa melaksanakan program kerja atau tugas-tugas dengan pengeluaran yang minim. Solusi dari permasalahan kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap pengelolaan barang bekas dalam transdisiplin ilmu ekonomi yaitu:

  • Menciptakan panitia Bank Sampah
    • Panitia bank sampah ini bisa berasal dari mahasiswa, pegawai atau masyarakat kampus. Hasil dari pengumpulan barang bekas oleh panitia bank sampah, nantinya akan dijual kepada para pengepul barang bekas. Dan uang hasil penjualan tersebut akan dimanfaatkan untuk kegiatan, keperluan atau pemenuhan fasilitas yang menyangkut kebersihan di kampus.
  • Menciptakan ide-ide peluang bisnis dari barang bekas
    • Penciptaan ide-ide peluang bisnis dari barang bekas ini nantinya akan sangat menguntungkan jika dilakukan perencanaan yang matang. Apalagi jika dilakukan oleh para mahasiswa yang mana peluang tersebut akan menjadi sangat menguntungkan.
  • Melaksanakan sistem pembuatan pupuk sampah organik
    • Pelaksanaa sistem pembuatan pupuk sampah organik ini bisa di koordinasikan oleh pegawai kebersihan di kampus atau dosen yang memiliki latar belakang kelingkungan. Sampah organik di kampus sangatlah banyak terutama dari hasil sampah-sampah pohon yang ada di sekitar lingkungan kampus. Hasil dari penjualan pupuk sampah organik ini pun bisa digunakan untuk segala kegiatan atau keperluan kampus.
  • Melaksanakan kegiatan pengumpulan barang bekas mahasiswa di kelas
    • Kegiatan pengumpulan barang bekas mahasiswa di kelas bisa di koordinasi oleh badan pengurus harian inti (BPHI) dari kelas tersebut. Pengumpulan barang bekas mahasiswa di kelas berasal dari sampah-sampah yang dikonsumsi para mahasiswa tersebut seperti botol plastik, kertas bekas gorengan, dll. Hasil dari penjualan pengumpulan barang bekas mahasiswa dapat dimanfaatkan untuk pembelian zoom premium kelas atau dimasukkan ke uang kas kelas agar nantinya dapat digunakan untuk kegiatan dan keperluan kelas.

Sosiologi

Dalam ilmu sosiologi mengenai permasalahan kurangnya kesadaran para mahasiwa terhadap pengelolaan barang bekas lebih menekankan pada faktor sosial dan budaya mahasiswa tersebut sehingga berpengaruh pada pengelolaan barang bekas. 

Solusi dari permasalahan kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap pengelolaan barang bekas dalam transdisiplin ilmu sosiologi yaitu:

  • Sosialisasi atau seminar mengenai pentingnya kesadaran dalam pengelolaan barang bekas di lingkungan kampus
    • Sosialisasi atau seminar ini bisa dilakukan oleh dosen dengan latar belakang Pendidikan kelingkungan. Bisa juga berkolaborasi dengan mahasiswa dari program studi psikologi, sosiologi dan ilmu lingkungan
  • Diadakannya perlombaan design poster bagi mahasiswa dengan tema pengelolaan dan pemanfaatan barang bekas
    • Pelaksanaan perlombaan ini bisa menstimulus para mahasiswa untuk merancang kampanye sosial dalam meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan dan pemanfaatan barang bekas.
  • Mengadakan perlombaan program pengelolaan dan pemanfaatan barang bekas untuk memperingati world recycling day atau hari daur ulang sedunia
    • Dengan adanya perlombaan program pengelolaan dan pemanfaatan barang bekas dalam memperingati world recycling day maka para peserta akan berlomba-lomba untuk merancang program pengelolaan dan pemanfaatan barang bekas agar mampu memenangkan lomba tersebut. Dan secara tidak langsung para peserta ikut serta dalam menumbuhkan kesadaran pengelolaan barang bekas.
    • sumber: pinterest.com/fimeladotcom
      sumber: pinterest.com/fimeladotcom

Geografi

Menurut ilmu geografi, penyelesaian kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap pengelolaan barang bekas melibatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Solusi dari permasalahan kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap pengelolaan barang bekas dalam transdisiplin ilmu geografi yaitu:

  • Pembuatan tempat sampah dengan sistem pengelompokan sampah
    • Pelaksanaan tempat sampah dengan sistem pengelompokan sampah dapat dikoordinasikan oleh pihak kampus. Penyediaan tempat sampah sesuai sistem pengelompokkan sampah ini sangatlah berpengaruh dalam pengelolaan sampah agar bisa dimanfaatkan menjadi hal yang berguna. Sistem pengelompokkan sampah seperti sampah organik, sampah non organik dan sampah B3. 
  • Pembuatan paving block plastik
    • Pembuatan paving block plastik ini dapat dijadikan sebagai alternatif pemanfaatan barang bekas dalam jangka waktu yang cukup lama. Paving block plastik terbuat dari sampah-sampah plastik.

Solusi penyelesaian dengan Program "TurunTangan Jakarta"

Gerakan TurunTangan adalah inkubasi kepemimpinan melalui gerakan sosial. Saat ini Gerakan TurunTangan telah hadir di 77 kota/kabupaten se-Indonesia, dan aktif melaksanakan berbagai aktivitas di bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan, sosial kemanusiaan, dan edukasi politik. 

TurunTangan adalah sebuah gerakan yang datang dari pribadi yang peduli, beraktivitas, dan lalu melanjutkannya di berbagai bidang.

TurunTangan berdiri pada tahun 2013 dan menyebabkan Anies Baswedan turun ke dunia politik. Saat ini TurunTangan sudah berdiri selama 10 tahun atau 1 dekade. TurunTangan berisi para relawan yang saat ini kurang lebih berjumlah 5000 relawan. 

Visi dari TurunTangan sendiri yaitu Gerakan kerelawanan yang mendorong Masyarakat peduli dan terlibat aktif untuk mewujudkan Indonesia yang penuh dengen pemimpin yang berkompeten dan berintegritas.

Pada tanggal 28 Oktober 2023, TurunTangan Jakarta berkolaborasi dengan Desa Pendidikan FIS UNJ. TurunTangan Jakarta ini sedang melakukan sosialisasi pemanfaatan sampah atau barang bekas ke berbagai wilayah di Jakarta. 

Terkhusus di Jakarta Timur, TurunTangan Jakarta melakukan program ini di RPTRA Jaka Teratai, Jatinegara Kaum, Pulo Gadung yang mana menjadi tempat binaan pengajaran Desa Pendidikan FIS UNJ.

Turuntangan Jakarta melakukan sosialisasi pemanfaatan sampah atau barang bekas menjadi pajangan, gantungan kunci, dll. Anak-anak binaan Desa Pendidikan FIS UNJ diberikan pelatihan bagaimana cara pembuatan pajangan dan gatungan kunci dari barang-barang bekas.

Dengan adanya kolaborasi antara TurunTangan Jakarta dengan Desa Pendidikan FIS UNJ dapat memotivasi para mahasiswa, anak binaan serta Masyarakat sekitar untuk dapat memanfaatkan dan mengelola barang bekas menjadi barang yang sangat berguna. 

Para mahasiswa akan lebih sadar dan mampu memanfaatkan barang bekas pada setiap program kerja organisasi yang dilaksanakan agar dapat menekan biaya pengeluaran sekaligus menjaga lingkungan. 

Mahasiswa yang juga merupakan calon guru termotivasi untuk dapat melakukan pengajaran dengan berbagai barang bekas yang hasilnya tidak jauh berbeda dengan barang-barang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun