Mohon tunggu...
Harie Insani Putra
Harie Insani Putra Mohon Tunggu... -

Berguru kepada ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanah Kita, Tanah Surga

28 April 2016   20:20 Diperbarui: 28 April 2016   20:24 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya paham kemana arah pertanyaan itu. Memang, tak ada yang salah jika kita berpikir dengan gaya kritis ala orang-orang hebat. Obrolan seputar birokrasi, penegakan hukum, hingga kebijakan-kebijakan presiden memang selalu asyik menjadi teman sembari minum kopi.

Ini semacam pilihan, kawan. Boleh jadi sifat heroik menjadi ransum bagi tubuh kita. Tapi kita tak boleh hanya sekadar berpikir. Terlalu banyak berpikir juga tidak baik bagi kesehatan. Tahukah, kawan. Kalau mata, telinga, tangan, kaki juga perlu diberi contoh. Lecut mereka dengan kerja-kerja kecil. Syukuri nikmat tanah yang telah diberikan Tuhan, mulailah dengan memanfaatkan tanah di pekarangan rumahmu sendiri.

Apa yang mereka lakukan di luar sana, akan berdampak buruk bagi kita kelak!

Ya. Barangkali mereka perlu diperdengarkan lagunya Koes Plus. Tapi jawaban itu tak akan memuaskan kawan tadi. Bukankah setiap perbuatan di dunia ini selalu disertai dengan tanggung jawab masing-masing? Soal pengrusakan tanah di luar sana, pastilah ada penanggung jawabnya. Kalau mereka lalai, juga sudah ada yang bertanggung jawab menghukumnya. Kalau masih saling melalaikan juga, masih ada yang bertugas menuntutnya. Kalau toh masih saling melalaikan, berarti mereka salah mengartikan lagu Koes Plus, tanah kita tanah surga. Mereka bekerjasama terus menggali. Saling melindungi. Barangkali mereka pikir surga ada di dasar sana! Mereka pikir dengan memperkaya diri bisa membeli surga milik Tuhan. Dasar tolol!

Kawan tadi tersenyum. Ada semburat kepuasan setelah saya mengumpat. Sialan![]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun