Mohon tunggu...
Hari Dewanto
Hari Dewanto Mohon Tunggu... Administrasi - DEWA HIPNOTIS

I am a professional trainer and happiness trance-former (happiness provocation) who willing to make Indonesia happier

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta Sejati

13 September 2024   06:25 Diperbarui: 13 September 2024   06:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

'Cinta Sejati Tidak Akan Pergi'
Syekh Abdul Qadir Jailani juga mengajarkan bahwa seorang pencinta sejati tidak akan meninggalkan kekasihnya, baik di saat suka maupun derita. Ini adalah pelajaran tentang ketulusan dan keikhlasan cinta kepada Allah. Cinta sejati adalah cinta yang tidak tergantung pada keadaan, cinta yang tetap ada di saat ujian dan cobaan melanda.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 165, Allah berfirman tentang kecintaan kepada-Nya:

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Ada pun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."

Cinta kepada Allah adalah cinta yang paling tinggi, yang tidak tertandingi oleh cinta kepada makhluk atau dunia. Orang yang mencintai Allah akan selalu bersama-Nya, bahkan di tengah cobaan dan penderitaan, karena dia tahu bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang Maha Pengasih.

Jadi Sahabatku, kesimpulannya adalah Syekh Abdul Qadir Jailani mengingatkan kita untuk memurnikan cinta dan penghambaan hanya kepada Allah. Jangan sampai kita menjadikan manusia atau dunia sebagai "tuhan" yang kita harapkan dan takuti, karena mereka adalah makhluk yang fana. Cinta sejati hanya terletak pada Allah, yang kekal dan abadi. Mari kita belajar mencintai Allah dengan tulus, dan menjaga hubungan kita dengan-Nya, baik dalam suka maupun derita. Sebab, hanya Allah yang layak menjadi satu-satunya tujuan dan harapan dalam kehidupan kita.

Semoga bermanfaat
Tabik

-dewahipnotis-
www.thecafetherapy.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun