Mohon tunggu...
Hari Dewanto
Hari Dewanto Mohon Tunggu... Administrasi - DEWA HIPNOTIS

I am a professional trainer and happiness trance-former (happiness provocation) who willing to make Indonesia happier

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

The Power of Focus

20 April 2015   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:52 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semua orang di dunia ini ingin sukses namun tidak semua dari mereka mau memperjuangkannya. Semua orang ingin sehat namun jarang dari mereka yang rajin berolahraga. Katanya mau kaya, namun kok suka memboroskan uang? Maunya makan enak terus tapi ingin tubuh tetap langsing! Inginnya jadi orang pintar, tapi tak mau rajin belajar. Paradigma kontradiktif tersebut sudah jamak kita temui dalam keseharian kita. Ketika tidak mampu mengendalikan diri, biasanya orang akan mencari kambing hitam. Kasihan khan orang yang menjadi kambing hitam tadi, sudah jadi kambing, berwarna hitam pula! Sebenarnya masalah di atas tidak perlu terjadi ketika kita tahu solusinya. Dan solusinya sebenarnya juga sangatlah sederhana saja kok. FOKUS! Sesederhana itukah? Ya, sederhana saja. Cukup dengan melakukan fokus pada hal yang ingin kita dapatkan, maka sim salabim, semua akan terwujud sesuai dengan keinginan kita (tentunya dengan seijin Tuhan juga).

Buktinya apa? Loh, kok malah nanya saya! Lihat saja lagi keluar sana. Nyatanya banyak orang sukses khan? Tak sedikit pula orang yang kaya, sehat, langsing dan juga pintar. Kalau Anda merasa diri Anda masih belum sukses, saya yakin itu bukan karena Anda tidak mau memperjuangkannya. Anda pasti sudah bekerja keras, nine to five, membanting tulang. Namun coba cek lagi apakah fokus Anda sudah tepat? Kalau Anda juga belum mejadi orang kaya, pasti juga bukan karena Anda terlalu boros. Hanya saja mungkin fokus pengeluaran Anda yang masih kurang tepat. Atau ketika Anda tidak pernah berolah raga, sehingga badan terasa tidak sehat, saya yakin sebenarnya Anda sangat ingin, tapi karena fokus Anda salah, maka olahraga belum Anda anggap penting.

Tahukah Anda betapa dahsyatnya kekuatan fokus itu? Kita analogikan saja dengan sinar matahari yang memancarkan jutaan kilowat dari sumbernya di atas sana, namun dengan aman kita tetap bisa berjemur di bawah sinarnya. Kenapa? Karena meskipun memiliki energi yang sedemikian besar namun sinar matahari tersebar dengan merata ke seluruh jagad raya ini. Bandingkan dengan sinar laser, yang sejatinya hanya berkekuatan puluhan watt saja, namun sinarnya mampu memotong baja, kristal dll. Sinar laser yang merupakan kependekan dari light amplification by stimulated emission of radiation (sinar yang diperkuat oleh perangsangan pancaran radiasi) menjadi powerful karena difokuskannya sinar beberapa watt tadi melalui medan radiasi. Kejadian ini juga bisa dilihat ketika kita menggunakan kaca pembesar di bawah sinar matahari untuk membakar kertas. Apa yang memfokuskan tidak perlu kita bahas, namun proses fokus ini yang perlu pelajari bersama.

Dari ilustrasi di atas dapat diketahui bahwa fokus adalah sebuah mekanisme pemusatan energi menuju ke suatu obyek. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang namanya fokus tidak bisa mendua. Fokus hanya bisa pada satu tujuan. Jadi kata kuncinya adalah :


  1. Dipusatkan
  2. Satu tujuan


Maka efeknya menjadi luar biasa. Berikut ada sebuah contoh lagi yang juga sangat luar biasa. Kali ini kita tidak sedang membicarakan sinar, namun konsentrasi seseorang. Ceritanya minggu kemarin di kantor saya diselenggarakan training induksi untuk karyawan baru. Selama satu minggu karyawan baru tersebut digodog dengan pelbagai ilmu, dari nilai-nilai perusahaan, selling skill, medical knowledgesampai product knowledge. Namanya juga karyawan baru, maka rasa ingin tahu mereka masih sangat besar. Di antara karyawan baru tadi ada seorang trainee yang sangat gaul, suka bertanya aneh-aneh dan SKSD (sok kenal sok dekat) kepada semua orang, termasuk kepada para trainer. Suatu saat saya sedang menjelaskan mengenai  kekuatan bawah sadar yang memiliki porsi 88% dibandingkan alam sadar, dia bertanya akan kebenaran teori tersebut. Mendengar pesimismenya, tiba-tiba keisengan saya muncul. Maka saya tantang dia untuk membuktikannya. Dia bersedia asal tidak menggunakan hipnosis (dibawa ke kondisi tidur). Singkat cerita saya ciptakan imaginasi di pikirannya bahwa dirinya saya ikat menggunakan tali imajiner, sehingga dia akan terkunci di tempat duduknya selama training berlangsung. Dia merasa sangat kaget ketika apa yang saya katakan menjadi kenyataan di pikirannya. Tiba-tiba saja dia tidak bisa berdiri, apalagi meninggalkan kursinya. Dia bertanya apa yang terjadi pada dirinya? Apakah saya melakukan teluh? Saya jawab, bahwa itulah bukti bahwa kekuatan bawah sadar sedang menguasainya.

Sesi setelah saya adalah product knowledge yang dibawakan oleh seorang dokter. Sebelum saya meninggalkan ruangan, saya berpesan kepada karyawan baru tadi, kalau mau duduk dengan nyaman, maka dia harus fokus mendengarkan semua materi yang akan disampaikan dokter tadi. Sebaliknya, kalau dia meleng sedikit saja, maka kakinya akan kaku, dan badannya terkunci lagi di kursinya. Dua jam berlalu, dan saya diberitahu oleh dokter tadi bahwa hasil tes terbaik dalam sesiproduct knowledge tadi diraih oleh karyawan yang saya ‘isengin’ tadi. Bahkan dokter tadi takjub, karena selama dia mengajar, belum pernah ada trainee yang mampu mengulangi semua materinya dengan sempurna A-Z hanya dalam sekali mendengar seperti yang dilakukan karyawan baru tersebut.

Well, apa yang sebenarnya terjadi dengan trainee tadi? Simpel saja, itulah kekuatan fokus. Dalam dunia hipnosis hal seperti itu disebut dengan trance. Seperti kita ketahui bahwa pikiran kita terbagi menjadi dua, yaitu pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (subconscious mind). Nah, kondisi trance terjadi saat kita berhasil mengakses subconscious mind kita. Lalu apakah conscious dansubconscious mind tadi terpisah? Sebenarnya tidak. Saya akan memberikan sedikit ilustrasi sederhana mengenai hal ini.

Ketika suatu saat Anda berada di ruang gelap, kemudian Anda menyalakan senter, maka di depan Anda akan muncul sebuah bidang (biasanya berbentuk lingkaran) terang, sementara bagian di luar bidang tadi tetap gelap. Kita andaikan saja seluruh ruangan tadi adalah pikiran kita. Nah, bagian terang tadi adalah subconscious mindkita, sementara bagian lain yang gelap pada saat itu adalah conscious mind kita.

Dengan kata lain, kondisi trance sebenarnya justru kondisi dengan konsentrasi sangat tinggi. Ingat, pada saat kita menyalakan senter, perhatian kita pastilah terpusat pada lingkaran cahaya tadi. So, apapun yang berada dalam lingkaran itu dengan mudah akan kita lihat, tanpa memerhatikan lagi benda lain yang berada dalam kegelapan. Jadi ketika saya mengatakan bahwa dia harus fokus kepada materi yang diberikan dokter tadi dengan ancaman kaki merasa kaku kala meleng, sebenarnya adalah sebuah proses pengalihan trance, dari ketidaknyamanan (kaki kaku) menuju penyerapan 100% materi training. Hasilnya sangat luar biasa, sampai pengajarnya saja takjub!

Saya tahu, Anda pasti akan bertanya, bisakah tanpa diancam, trainee tadi akan menyerap 100% materi trainingnya? Tentu saja bisa! Yang perlu dilakukan adalah membuat dia trance secara sukarela. Bagaimana caranya? Nah, jawabannya adalah hipnosis! Hipnosis adalah cara paling sederhana untuk mencapai fokus.

Maka, ketika Anda ingin sukses, kaya, sehat, langsing dan pintar, hipnosislah diri Anda sendiri....!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun