Mohon tunggu...
Hari Dewanto
Hari Dewanto Mohon Tunggu... Administrasi - DEWA HIPNOTIS

I am a professional trainer and happiness trance-former (happiness provocation) who willing to make Indonesia happier

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Klik Kanan

9 Desember 2014   22:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laqod  kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim. (Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, sesempurna-sempurnanya. QS At Tiin: 4). Dari ayat tersebut kita seharusnya menyadari bahwa di antara semua ciptaan Allah yang ada di jagad raya ini  manusialah yang mendapatkan hak prerogatif Allah untuk diciptakan secara khusus. Menjadi masterpiece.

Satu hal yang membuat kita menjadi masterpiece dan membedakan kita dengan makhluk lain adalah kebebasan kita untuk MEMILIH. Sesederhana itu? Siapa bilang kebebasan untuk memilih adalah hal yang sederhana? Baiklah, mari kita telaah lebih dalam lagi hak istimewa kita ini satu persatu. Ketika mempelajari ilmu biologi beberapa waktu yang lalu tentunya kita mengenal klasifikasi hewan berdasarkan makanannya. Ada herbivora, yaitu hewan yang hanya memakan tumbuhan. Karnivora adalah hewan yang hanya memakan daging. Dan ada juga hewan yang bisa makan keduanya, yang kita kenal sebagai omnivora. Hewan herbivora, kambing misalnya, tidak pernah bisa memilih makanannya kecuali dedaunan. Para karnivora, harimau contohnya juga tidak mungkin mengkonsumsi jenis makanan kecuali dedagingan. Bahkan untuk kelompok omnivora semacam luwakpun tetap tidak memiliki pilihan makanan kecuali yang telah disediakan alam. Hanya manusia yang memiliki kebebasan untuk memakan apapun yang mereka inginkan. Dedaunan, biji-bijian, daging, roti, bahkan kadang semen dan aspalpun dimakan. Hehehe untuk dua benda terakhir itu hanya mampu dimakan oleh orang serakah saja. Maka kalau mau dikelompokkan, manusia bisa disebut dalam kaum vestavora hehehe.

Coba kita masuk ke ranah yang sedikit religius. Malaikat tidak akan pernah mampu melakukan kejahatan. Jangankan kejahatan, memilih pasangan hiduppun mereka tidak diberi hak. Tugas mereka hanyalah menuruti perintah Allah. Sebaliknya, pernahkah Anda mendengar cerita iblis atau syaitan yang berbuat kebaikan? Tentunya tidak bukan? Ya, karena iblis dan syaitan memang telah bersumpah untuk selalu menyesatkan jalan anak cucu Adam sampai kiamat menjelang. Walhasil tempat merekapun telah ditetapkan. Malaikat di surga dan iblis di neraka. Bagaimana dengan kita, manusia? Ah, saya yakin Anda bisa menjawab sendiri pertanyaan sederhana ini.

Sahabatku, ketika kita sudah mengetahui bahwa kekuatan terbesar manusia adalah kemampuannya untuk memilih tadi, maka pertanyaan besarnya adalah, sudahkah kita memilih segala sesuatu yang akan membuat kita benar-benar menjadi makhluk yang sempurna. Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan telepon dari teman yang sudah lama tidak bertemu. Setelah saling menyapa dan menanyakan kabar masing-masing, akhirnya teman saya tadi mengutarakan maksudnya. Dia menanyakan apakah NLP dan atau hipnosis bisa disalahgunakan untuk tujuan yang kurang mulia. Mungkinkah sebuah sugesti negatif bisa ditanamkan meski tanpa keinginan kita. Intinya adalah dia justru merasa galau setelah mengalami sebuah proses terapi NLP/hipnosis. Dia merasa sugesti yang diberikan terapisnya agak aneh, sedikit kurang ajar dan tidak pada tempatnya.

Dengan seksama saya dengarkan segala ke-‘galau’-annya, kemudian saya ceritakan kekuatan terbesar manusia seperti yang sudah saya tuliskan di atas. Saya juga lakukan sedikit edukasi mengenai proses hipnosis yang saya analogikan sebagai mobil pinjaman. Lebih jelasnya  adalah ketika seseorang minta dilakukan terapi hipnosis (hypnotherapy) maka pikirannya diibaratkan setir mobil yang kemudian dia pinjamkan kepada sang terapis. Karena kursi kemudi di dalam mobil sekarang diduduki sang terapis, maka posisi klien berada di samping terapis tadi. Meskipun kemudi mobil dipegang orang lain, namun ketika dia mengemudikan mobil klien dengan ugal-ugalan dan kecepatan yang sangat tinggi sehingga akan membahayakan klien, apakah kira-kira klien tersebut akan diam saja, atau memprotesnya, atau bahkan memintanya untuk menghentikan mobil tersebut? Ah, saya yakin untuk pertanyaan sederhana inipun, Anda akan bisa menjawabnya sendiri. Artinya apa? Ya, kita semua selalu memiliki pilihan-pilihan.

Kembali ke masalah teman saya tadi yang merasa mendapat sugesti negatif dan tidak mampu menolaknya. Maka setelah saya lakukan sedikit edukasi tadi, saya biarkan dia menyimpulkan sendiri apa yang sedang dialaminya. Beberapa saat kemudian dia berkata, “Berarti aku punya pilihan untuk menerima atau mengabaikan sugestinya tadi ya?”. “Absolutely...!”, jawab saya. “Yang perlu aku lakukan tinggal ‘klik kanan’ dan menentukan pilihan yang terbaik untukku?”, timpalnya lagi. “Betul sekali my friend, sesuai dengan khittah kita yaitu fii ahsani taqwiim, maka kita selalu bisa memilih hal yang terbaik untuk diri kita.” Singkat cerita teman saya tadi berhasil melepaskan dirinya dari kegalauannya justru dengan teknik yang diciptakannya sendiri tanpa sengaja, yaitu ‘klik kanan’

Sahabatku, Anda tentunya familier dengan teknologi yang mendukung pekerjaan kita yaitu laptop dan asesorinya. Salah satu alat bantu yang paling sering digunakan oleh pengguna laptop adalah mouse. Mouse merupakan salah satu perangkat keras (hardware) komputer yang berfungsi sebagai peralatan masukan (input) pada komputer. Di input device mouse ini terdapat Klik Kiri, Klik Kanan, dan Scroll yang memiliki fungsi berbeda-beda, yaitu : Klik Kiri memiliki fungsi untuk memilih menu dan membuka program dengan cara Double Klik. Klik Kanan memiliki fungsi untuk membuka menu options (pilihan) dan untuk memilih menu lainnya. Pada kesempatan yang baik ini, sekalian saya akan berbagi tentang teknik klik kanan ini.

Suatu saat nanti ketika Anda merasa ‘galau’ entah karena masalah apapun, ingatlah bahwa Anda selalu punya pilihan.

1.Sebelum menentukan pilihan, maka ambillah pause dulu sejenak. Tarik nafas pelan saja sampai nafas Anda habis, keluarkan pelahan

2.Imajinasikan Anda sedang memegang mouse, dan di depan Anda terdapat layar yang besar.

3.Kemudian klik kanan pada mouse tadi sehingga terbuka sebuah combo box dengan beberapa pilihan pada layar (silakan imajinasikan apa saja pilihan yang tersedia)

4.Tanpa harus terburu waktu, perhatikan semua options yang ada di layar tersebut. Tarik nafas lagi, kemudian scroll ke bawah dan ke atas, stop sejenak pada setiap pilihan yang ada, imajinasikan apa yang bakal Anda rasakan pada setiap pilihan tadi.

5.Pada pilihan yang membuat perasaan Anda paling nyaman, segera klik kiri. Bersamaan dengan klik kiri tadi perkuatlah perasaan nyaman Anda tadi dengan melakukan kalibrasi.

6.Anggap saja setiap satu kali Anda menekan klik kiri, maka rasa nyaman tadi akan meningkat 10 kali lipat. Lakukanlah klik kiri selanjutnya sampai Anda merasa benar-benar nyaman dan terlepas dari rasa ‘galau’ itu.

Sahabatku, demikianlah karena kita sudah diciptakan sebagai masterpiece Tuhan, maka berperilakulah layaknya seorang masterpiece. Ingat, Anda selalu punya pilhan untuk berbahagia, pilihan untuk merasa sukses, dan pilihan untuk menjadi rahmatan lil alamin. Pilihan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta beserta isinya. Amin.

Ps: thanks to my friend who show me the way to write this article

9 Desember 2014

Tabik

-haridewa-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun