Mohon tunggu...
haribrahma
haribrahma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengharu biru jayalah Persib ku

10 Juli 2015   23:05 Diperbarui: 10 Juli 2015   23:05 2243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada rasa duka sejak kompetisi ISL dihentikan paksa, maklum saja bagiku dan banyak individu lainnya pertandingan Persib adalah hiburan. Agar tak larut dalam kesedihan sejenak luangkan waktu untuk mengingat kembali momen Persib kembali merebut gelar juara 2014 lalu…

JAYALAH PERSIBKU
Slogan Bandung Juara seolah menjadi mantra untuk membangkitkan semangat Persib meraih posisi puncak tertinggi di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI)2014. Semangat itu tercermin melalui kerja keras tim dan dukungan penuh serta doa bobotoh, yang akhirnya terbayar lunas dengan keluarnya Persib sebagai juara. Suatu pencapaian yang harus diraih bukan dengan waktu yang singkat, 19 tahun!
Persib berhak menyandang gelar juara setelah mengalahkan Persipura Jayapura di babak final Indonesia Super League 2014 lewat drama adu penalti, 7-5 (2-2). Partai puncak ini digelar di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Jumat (7/11) malam.
Persib tertinggal lebih dulu karena gol Ian Luis Kaber di menit-menit awal. Menjelang waktu turun minum, skor berubah imbang setelah Imanuel Wanggai melakukan gol bunuh diri. Persib berbalik unggul setelah M Ridwan mengoyak jala Persipura. Namun Boaz Sollosa membuat skor kembali seri, 2-2.
Pertandingan dilanjutkan dengan babak tambahan. Kedua tim gagal mencetak gol pembeda. Partai pamungkas ISL 2014 ini pun harus diselesaikan lewat adu penalti. Kelima algojo Persib menunaikan tugas ini dengan sempurna. Sedangkan penendang keempat tim Mutiara Hitam, Nelson Alom, gagal karena bola tendangannya dapat dipatahkan I Made Wirawan.
Suasana bahagia dan haru terpancar dari kubu Persib. Setelah 19 tahun atau juara Liga Indonesia I 1994/95, musim ini akhirnya Persib kembali membawa pulang piala presiden.
Kemenangan untuk bobotoh sealam dunia
Musim ini seakan menjadi titik balik kejayaan Persib. Setelah menjuarai Liga Indonesia kesatu pada 1995, alih-alih mempertahankan juara, prestasi persib malah sulit untuk bangkit. Bahkan hampir Persib terlempar dari Liga Indonesia ke divisi utama, karena degradasi. Hasilnya selama itu bobotoh Persib sangat merindukan gelar juara. Karena itu final antara Persib melawan persipura merupakan momen yang mendapat apresiasi tinggi dari bobotoh.
19 tahun bukan waktu yang singkat untuk selalu kuat mengubur rindu, harapan, dan mimpi pada setiap tahunnya. Ribuan bobotoh meninggalkan rutinitas kesehariannya berangkat menuju Pelembang baik melalui darat, laut dan udara. Bukti loyalitas bukan sekedar slogan. Tak sedikit mereka rela menjual barang atau berhutang sebagai modal memberikan dukungan penuh secara langsung di stadion jakabaring Palembang. Puluhan bus bahkan pesawat hercules turun tangan mengangkut bobotoh.
Mungkin hanya Persib yang dapat memanggil ribuan orang kemanapun tempat yang ia tuju. Jarak yang jauh, menyebrang lautan tidak menjadi halangan. Belasan ribu bobotoh memadati dan mengubah suasana stadion kebanggaan negeri Sriwijaya tersebut menjadi rasa si Jalak Harupat, biru dan sangat Jawa Barat. Siapapun yang berada disana dipastikan merinding dengan riuh rendahnya bobotoh menggetarkan Jakabaring. Memberikan semangat kepada para pahlawannya sebelum atau saat bertanding.
Sadar berangkat ke Palembang bukan sekedar piknik. Bobotoh tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Bobotoh hanya memiliki satu keyakinan, jika bukan sekarang kapan lagi bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri Persib juara. Keyakinan yang tidak bisa diruntuhkan oleh teror para pecundang di sepanjang perjalanan.
Setelah wasit meniup peluit pertandingan dimulai, petaka muncul di menit ke 6 ketika gawang I Made kebobolan. Gol cepat tersebut membuat ribuan bobotoh semakin meningkatkan intensitas dukunganya, nyanyian dan teriakan penyemangat begitu menggema memompa energi 11 pemain Persib di lapangan. Hingga aroma juara telah dirasakan bobotoh setelah Persib memimpin 2-1. Namun sayang sepakan Boas Salosa menyamakan kedudukan menunda pekik kemenangan bobotoh.
Setelah jantung bobotoh dibuat berdegup kencang selama 120 menit dengan perpanjangan waktu. Penentuan pemenang ditentukan dengan tendangan titik 12 pas. Bobotoh di Palembang, Bandung maupun dimanapun pasti mengalami tingkat ketegangan yang sangat tinggi. Sebagian ada yang menutup mata, menunduk tidak kuat melihat secara langsung. Walau hanya berlangsung 15 menit, setiap tendangan pinalti rasanya jantung pun ikut berhenti. Hanya dengan brdoa kepada Allah bobotoh menyampaikan harapannya. Akhirnya Walau suara telah serak, sorak gembira meledak ketika tendangan penalti menembus gawang lawan.
Berdasarkan pengalaman Persib selalu tidak beruntung dalam final yang dihiasi drama adu penalti. Sebut saja musim 82/83 dan 84/85 ketika itu Persib hanya menjadi runner up akibat kalah adu penalti.
Tapi kutukan itu seolah sirna ketika kiper Persib I made berhasil memblok tendangan pemain Persipura. Setelah itu semua menjadi diam sesaat senyap menerpa ketika Jupe mengambil ancan-ancang menendang si kulit bundar. Momen tersebut terasa suci oleh lantunan doa dalam hati para bobotoh yang menyaksikan pertandingan, tak sedikit mereka yang memejamkan mata. Jaring lawan pun bergetar, GOAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAL!!!!!!GOAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAL!! Jupe memastikan PERSIB mengakhiri perlawanan dahsyat PERSIPURA!!! GOAAL dan juara.
Bobotoh akhirnya merasakan kembali rasa menjadi juara setelah sepakan penalti Ahmad Jufriyanto bersarang di gawang lawan. Piala akhirnya diacungkan ke angkasa oleh tangan tim Persib sebagai simbol kemanangan. Haru bahagia dideskripsikan dengan air mata yang tumpah disetiap insan bobotoh di Jakabaring. Tidak ada yang sanggup menahan air mata, alam bawah sadar yang menciptakan. Perasaan rindu, sayang, cinta, yang terwujud dalam satu malam yang indah. Berpelukan dengan kawan terdekat adalah ratapan paling dalam yang pernah dirasakan. Melalui Persib, para bobotoh menemukan ekstase dirinya bersama Tuhan.

MALAM YANG SEMPURNA UNTUK BAHAGIA
Kemenangan Persib di laga final juga disambut meriah di Kota Bandung. Lesakan tendangan penalti terakhir yang dicetak Ahmad Jufrianto kegawang Dede Sulaiman sontak gemuruh warga di kota bandung meledak. “persib juara, persib juara!!!”. sorak sorai menyeruak terdengar dari kanan kiri rumah-rumah sebelah. Belum lagi gelegar ledakan mercon dan kembang api di angkasa menambah riuhnya malam.
Tanpa komando, orang-orang berkerumun dipinggir jalan, tak sedikit yang turun ketengah. Memblokade jalan, memberhentikan setiap kendaraan pada setiap perempatan besar. Sebuah luapan ekspresi kegembiraan yang terpendam.
Aspal jalan didaulat menjadi lantai dansa, suara teriakan euforia kemenangan lantang menjadi ritme bagi gerak tubuh yang mengepalkan tangan meninju langit. Disana semua wajah tampak bahagia. Walau liar, petugas kepolisian tidak bisa melakukan apa-apa. Namun suasana tersebut masih dinilai berjalan secara kondusif.
Beberapa saat sebelum final, Ridwan kamil telah menginstruksikan setiap RW untuk menggelar nonton bareng. Tujuannya demi memfasilitasi warga Kota Bandung yang tidak bisa menyaksikan langsung tim kebanggaan Jawa Barat itu bertanding.
Gelaran nonton bareng juga digelar di halaman Balai Kota Bandung dan Taman film. Sedari petang, pengunjung telah tumpah ruah menantikan laga final tersebut. Di Balai Kota Bandung, membludaknya penonton membuat Tiga layar yang disediakan Pemkot ditambah satu layar. Walau diguyur hujan, para bobotoh di Balai Kota tidak beranjak dari posisi. Dinginnya air hujan menjadi terasa hangat malam itu. Yang menarik bebrapa bobotoh merayakan kemenangan dengan cara menceburkan diri ke kolam di tengah Balai Kota.
Taman Film juga menjadi saksi euforia bobotoh. para Bobotoh yang menonton di Taman Film Bandung pun melompat, berteriak hingga menangis haru. Pendukung Persib berbaju biru tersebut tak kuasa menahan luapan kegembiraan. Mereka saling berpelukan antar sesama, meskipun tidak saling mengenal. Sambil berpelukan mereka menangis penuh haru.

Suasana berbeda terlihat di jalan-jalan Kota Bandung. Ketika pertandingan berjalan, lalu lalang kendaraan bisa dihitung dengan jari. Sangat kontras dengan hari-hari biasa. Namun keadaan tersebut berbalik seusai pertandingan. Ribuan bobotoh turun ke jalan berkonvoi mengelilingi kota.
TAGAR #PERSIBJUARA MENEMBUS PUNCAK TRENDING TOPIC DUNIA
Sukses Persib Bandung menjuarai ISL 2014 merambat ke dunia maya. Tim berjuluk Maung Bandung itu berhasil menjadi trending topic di akun jejaring Twitter. Para netizen ramai-ramai menggunakan tagar #PersibJuara untuk menyampaikan apresiasi atas pencapaian Firman Utina dkk.
Sebelumnya tagar itu berada di urutan kedua dunia. Posisi pertama diisi tagar #GoBuyWordsOniTunes. Sementara, posisi ketiga di akun jejaring 140 karakter itu dihuni tagar #ThanksNaruto. Namun sejak pukul 9.30 malam tagar #PersibJuara menjadi trending topic di urutan pertama.
Ucapan selamat atas kemenngan Persib pun datang dari tokoh nasional. Mantan Presiden Indonesia SBY dan wakil presiden Jusuf Kalla secara khusus melalui akun twitter pribadinya mereka memberikan ucapan selamat kepada Persib dan para bobotoh.

BANDUNG LAUTAN BIRU
Bandung Lautan Biru, kalimat tersebut bisa dijadikan ungkapan untuk menggambarkan situasi dan kondisi Kota Bandung, Minggu lalu. Puluhan ribu Bobotoh turun ke jalan untuk mengikuti konvoi dan pesta rakyat merayakan kemenangan Persib Bandung di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014.
Mereka menguasai sejumlah titik dan jalan protokol di Kota Bandung dengan berkonvoi kendaraan sebelum mengikuti pesta rakyat yang dipusatkan di sekitar Lapangan Gasibu, sore ini. Meski cuaca mulai mendung dan sebagian wilayah Bandung diguyur hujan, hal itu tak menyurutkan niat Bobotoh untuk mengikuti serangkaian acara yang bakal digelar untuk merayakan kemenangan Persib.
Konsentrasi massa tampak di atas Jembatan Pasteur-Surapati (Pasupati) dan Gasibu. Salah satu ruas jalan yang menjadi akses utama menuju Bandung dari arah Jakarta ini, dipenuhi ribuan Bobotoh. Tak sedikit di antara mereka yang memarkirkan kendaraannya di sekitar Jembatan Pasupati. Akibatnya kemacetan panjang tak terhindarkan.

Kumpulan massa dalam jumlah cukup besar juga terjadi di jalur-jalur yang rencananya bakal dilewati rombongan skuat Persib yang bakal diarak menggunakan dua unit kendaraan Bandung Tour on Bus (Bandros), salah satunya di Jalan Asia Afrika. Massa Bobotoh sudah berkerumun dari kawasan Simpang Lima hingga Alun-alun Bandung dan seterusnya.
Tujuan akhir arak-arakan adalah Lapangan Gasibu. Disana digelar pesta rakyat. Dengan musik hiburan, tumpangan pelepasan lampion bobotoh juga diajak untuk doa bersama. Mungkin pesta rakyat itu untuk pertamakalinya, Bandung lumpuh total oleh warganya sendiri bukan oleh pelancong domestik yang berakhir pekan.

DUKA DIANTARA EUFORIA
Ada rasa pahit terselip dalam kenangan manis kubu Persib juga bobotoh di musim kompetisi 2014 ini. Yang pertama adalah kepergian panglima Viking Ayi Beutik Untuk selamanya dan penyerangan suporter Persija jakmania kepada rombongan Persib.
Tim sepkbola dan suporter ditakdirkan untuk tidak bisa dipisahkan. Suporter berasal dari akar kata suporter , dari kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dengan akhiran (suffict) er.To support mempunyai arti mendukung, sedangkan untuk akhiran er menunjukkan pelaku. Kalau ditarik maknanya maka suporter berarti sebagai orang yang memberikan dukungan atau suport tertentu pada ikhwal tertentu pula. Suporter bersifat aktif, memberi dukungan dengan dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme tertentu.

Begitu juga dengan persib yang memliki suporter dengan tingkat fanatisme yang sangat tinggi. Saking besarnya, stadion Gelora Bung Karno tidak cukup menampung bobotoh sebutan suporter Persib jika Persib melaju ke partai final. Artinya minimal ada sejumlah 100.000 bobotoh lebih. Seiring berjalanny waktu muncul inisiatif untuk mewadahi bobotoh dalam bentuk fans club. Sebut saja Viking, bomber dan sebagainya.
Yang paling fenomenal adalah Viking. Selain pionir, mereka juga memiliki anggota terbanyak yang tersebar baik dalam maupun luar negeri. Sosok yang tidak bisa dipisahkan dari viking adalah seorang Ayi Beutik. Beliau merupakan panutan bagi para anggota viking atau bobotoh lainnya. Sifat totalitas, loyalitas, kharismatik serta jauh dari kepentingan politik dimiliki oleh Beutik.

Tuhan berkata lain, Ayi Beutik menghembuskan nafas terakhirnya di RS Advend, Sabtu (9/8/2014) siang. Sontak kabar tersebut membuat mendung tim maung Bandung. Dengan cepat kabar tersebut menyeruak. Ucapan belasungkawa serta ribuan iringan pelayat membanjiri kediaman Almarhum.
Yang lebih mengharukan, Persib meraih gelar juara tiga bulan setelah kepergian sang panglima. Di tengah haru bahagia, sahabat serta rekan Almarhum tak bisa menahan air mata. Terasa dalam dada rasa pedih tak terkira, karena sosok sang panglima tidak hadir diantara mereka.
Namun ada sosok malaikat kecil yang muncul di malam final itu. Jayalah Persibku, anak sulung sang panglima yang berdiri tegak layaknya sang ayah ditengah podium. Bersama derigen Yana Bool.
Ketika keheningan terjadi di istirahat menuju babak perpanjangan waktu, terdengar anak kecil yang nge-chants (bernyanyi menyemangati) seorang diri ditempat khusus yang biasa ditempati oleh dirigen mang Yana Bool. Suara bocah itu terdengar jelas dari ujung selatan hingga ujung utara tribun timur Jakabaring.Dengan megaphone di tangan, dia berdiri dan mengangkat tangan menghadap ke tribun bobotoh. Dialah Jayalah Persibku.Anak sulung dari panglima Viking, almarhum Suparman alias Ayi Beutik.

“Ayolah persibku, marilah Persibku, bersenanglah kau Persib, bermainlah kau persibku!,,,oooooooooooooooooo ooooooo”.
Mayoritas bobotoh di tribun timur terdiam memusatkan perhatian kepada Jaya, panggilan akrabnya.Mendengarkan Jaya bernyanyi.Lagu“Si Bolang Bocah Petualang” yang digubah liriknya.Setelah dua kali putaran mendengar nada dan liriknya.Beberapa bobotoh mulai mengikuti Jaya untuk bernyanyi.Tepuk tangan riuh dari setiap sudut tribun timur.Sungguh pemandangan yang indah dan mengharukan. Bagaimana anak 10 tahun mengajak ribuan bobotoh untuk terus menyemangati Persib yang akan bertarung di babak perpanjangan waktu. Sekilas, semangat mang Ayi hadir pada raga Jayalah Persibku.

PERSIB BUKAN SEKEDAR TIM SEPAKBOLA
Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung atau yang lebih dikenal dengan nama Persib merupakan bagian dari sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. Persib lahir dan berkembang beserta sejarah revolusioner bangsa Indonesia pada waktu itu.
Warna nasionalisme sangat kental mewarnai perjalanan sejarah Persib Maung Bandung, yang lahir secara resmi pada tanggal 14 Maret 1933, saat seluruh bangsa Indonesia sedang benar-benar merasakan nasionalisme yang sangat tercita rasa dalam segenap hati sanubari setiap rakyat Indonesia.
Persib merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, bahkan bisa dikatakan kalau Persib merupakan media perjuangan dan alat pemersatu masyarakat Bandung pada waktu itu, maka dapat dimengerti bila sampai saat ini Persib tak pernah bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sunda (Jawa Barat).
Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Ajat Sudrajat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nur'alim, Yaris Riyadi, Erik Setiawan, Eka Ramdani dan ferdinand Sinaga merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun