Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

6#Revolusi Mental ala Wallace D Wattles

3 November 2014   21:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:47 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

adi Anda tidak perlu ragu untuk meminta yang besar.

Bagian Anda adalah untuk mengucapkan  dan menyampaikan keinginan kepada Allah.

Ini adalah titik yang sulit bagi kebanyakan orang; mereka mempertahankan ide lama bahwa kemiskinan dan pengorbanan diri adalah suatu yang  berkenan kepada Allah. Mereka memandang kemiskinan sebagai bagian dari rencana, dan keharusan alam. Mereka memiliki gagasan bahwa Allah telah selesai melakukan pekerjaan-Nya, dan membuat semua yang Dia bisa ciptakan, dan bahwa sebagian  oranga tetap miskin karena tidak cukup tersedia disekitar kita. Mereka terus bergelut dengan banyak pemikiran yang keliru ini bahwa mereka merasa malu untuk meminta kekayaan; mereka mencoba untuk tidak menginginkan lebih dari kompetensi yang sangat sederhana, hanya
sekedar cukup untuk membuat mereka sedikit merasa nyaman.

Aku ingat sekarang kasus seorang mahasiswa yang diberitahu bahwa ia harus mendapatkan dalam pikiran gambaran yang jelas dari hal-hal yang diinginkan, sehingga pemikiran kreatif dari mereka mungkin akan terkesan pada Zat tak berwujud. Dia adalah orang yang sangat miskin, yang tinggal di sebuah rumah kontrakan, dan hanya memiliki apa yang diperoleh dari hari ke hari; dan ia tidak bisa memahami fakta bahwa semua kekayaan adalah miliknya. Jadi, setelah berpikir masalah itu, ia memutuskan bahwa ia mungkin cukup hanya meminta karpet baru untuk lantai kamarnya, dan kompor batubara untuk memanaskan rumah selama cuaca dingin. Mengikuti petunjuk yang diberikan dalam buku ini, ia memperoleh hal-hal ini dalam beberapa bulan; dan kemudian sadar kepadanya bahwa ia tidak meminta cukup. Dia pergi dari rumah di mana dia tinggal, dan merencanakan semua perbaikan yang diinginkan dan menambahkan  gambaran mental dengan menambahkan jendela di sini dan ruang di sana, sampai selesai dalam bukunya pikiran sebagai rumah idealnya; dan kemudian ia berencana mengisi dengan perabotannya.

Berpegang  pada seluruh gambar dalam pikirannya, ia mulai hidup dengan cara tertentu, dan bergerak terhadap apa yang dia inginkan; dan dia memiliki rumah sekarang, dan membangun kembali sesuai bentuk gambar mentalnya. Dan sekarang, dengan iman yang lebih besar lagi, ia akan mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Apa yang diterima seturut dengan imannya, dan sama halnya bagi Anda dan kita semua.

I hope you enjoy it

Hari Bagindo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun