e:hari.bagindo@gmail.com
PERTUMBUHAN EKONOMI SEMU
Benar! Dalam beberapa tahun terakhir perekonomian kita tumbuh bersama dengan India dan Brazil bahkan masuk kedalam negara G-20, sebagai pendorong perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di dorong oleh konsumsi dalam negeri yang besar. Impor kita besar, ekspor tertekan karena negara tujuan ekspor meradang, ditambah harga komoditas andalan kita menurun tajam akibatnya jelas kita mengalami defisit perdagangan yang akut. Imbasnya banyak sekali, mulai dari nilai tukar uang yang lemah yang mengakibatkan biaya produksi yang mengadalkan barang impor meningkat tajam. Bahkan sempat terdengar kabar cadangan devisa habis dalam hitungan jam yang di gunakan BI untuk intervesi hanya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah untuk mencegah kepanikan dalam pasar modal dan saham akibat rupiah di permainkan oleh pialang di Singapura.
Pertumbuhan ekonomi yang semu sejatinya di dorong oleh politik gaji buruh murah yang masih menjadi jargon primadona berinvestasi di Indonesia serta yang tidak boleh di lupakan kontribusi BBM subsidi yang ada dalam setiap proses produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa sehingga angka pertumbuhan ekonomi yang di alami Indonesia tidak mencerminkan kondisi sebenarnya perekonomian Indonesia apalagi ketahanan perekonomian Indonesia.
RESAH KARENA BBM
Keresahan terkait politik BBM bersubsidi perlu penyelesaian tuntas. Rasanya subsidi BBM lebih baik di hapuskan saja.
Menarik mendengar wawancara di televisi terkait rencana kenaikan BBM oleh pemerintah JOKO WIDODO. Salah seorang warga ditanya pendapatnya terkait rencana kenaikan BBM. Dia menjawab:” ngga usalah pake subsidi-subsidi, ada uang ada barang .
Mungkin respon ketus salah satu warga masyarakat adalah ekpresi kekesalan akibat kelangkaan BBM yang mengakibatkan antrian panjang sekali ketika membeli BBM bersubsidi yang tentunya sudah berkurang pasokannya atau bahkan sudah habis ditimbun oleh tengkulak dan para pencuri BBM antar negara yang kerap beraksi di perbatasan darat dan laut INDONESIA.
Sudah terbayang keuntungan besar akan di reguk karena kepastian kenaikan harga BBM sudah disampaikan oleh oleh PRESIDEN JOKO WIDODO dalam forum APEC 2014 di China yang malah belum berakhir ini.
SUBSIDI BBM= RACUN?