“Before that battle the Turkish Warriors of the Ottoman Empire were thought to be invincible, strong and powerful, and they could not be defeated. The morale of the Christians were very low then until their victory at the Battle of Lepanto.”
“The Christianss have never forgotten this date 7th October 1571, as the date when their fate was reversed when they saw 240 ships of the Ottoman Empire sunk and 30,000 Muslims were dead or wounded as against only 12 ships of The Christian Holy League being sunk and only 9,000 dead or wounded.”
That is why in Christian churches, the bells toll on the 7th of October every year.
Ternyata, diperut-perut kapal milik raja yang dikalahkan oleh pihak Kristen terdapat ketulan-ketulan emas yang begitu banyak, yang dikumpulkan dan dibawa oleh raja kemana-mana dia berlayar karena takut kehilangan.
Begitu tamak Raja dan pemerintah Ustmaniyah di semua tingkat sampai lupa diri dan salah perhitungan yang mengakibatkan tenggelamnya mereka dari sejarah dunia.
Renaissance Indonesia Sebuah Harapan
Bagaimana dengan Indonesia? lonceng kekalahan atau lonceng kemenangan yang terdengar riuh di luar sana? Musuh bersama kita adalah tokoh-tokoh nasional yang lupa diri, bergelimang nafsu dunia, yang yang terus bergelut dalam lumpur dosa, yang tidak memiliki cita-cita dan semangat juang pendiri bangsa. Mempertontonkan kebodohan masing-masing dengan lantang dan terang benderang. “Mau dibawa kemana bangsa ini?” Tenggelam dalam sejarah dunia kah? Seperti kekaisaran Ustmaniah.
Semoga bukan lonceng kekalahan yang membawa kita tenggelam dalam sejarah dunia, melainkan sebuah kebangkitan nasional tahap dua, RENAISSANCE INDONESIA Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Mari bersama wujudkan.
Bagaimana kabar Bapak Joko Widodo?
Jejak-Jejak yang patut di syukuri
1. Mimipi negara berkesejahteraan mudah-mudahan bukan mimpi belaka. Pendidikan dan kesehatan bagi seluruh rakyat sedang ditata.