Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Subsidi BBM: Racun yang Meninabobokan Rakyat Indonesia?

11 November 2014   22:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14156954291336540636

e:hari.bagindo@gmail.com

KERESAHAN TERKAIT POLITIK BBM SUBSIDI PERLU PENYELESAIAN TUNTAS:

HAPUSKAN SAJA SUBSIDI BBM!

RESAH KARENA BBM

Menarik mendengar wawancara di televisi  terkait rencana kenaikan BBM oleh pemerintah JOKO WIDODO.  Salah seorang warga ditanya pendapatnya terkait rencana kenaikan BBM. Dia menjawab:" ngga usalah pake subsidi-subsidi, ada uang ada barang .

Mungkin respon ketus salah satu warga masyarakat adalah ekpresi kekesalan akibat kelangkaan BBM yang mengakibatkan antrian panjang sekali ketika membeli BBM bersubsidi yang tentunya sudah berkurang pasokannya atau bahkan sudah habis ditimbun oleh tengkulak  dan para pencuri BBM antar negara yang kerap beraksi di perbatasan darat  dan laut INDONESIA.

Sudah terbayang keuntungan besar akan di reguk  karena kepastian kenaikan harga BBM sudah disampaikan oleh oleh PRESIDEN JOKO WIDODO dalam forum APEC 2014 di China yang malah belum berakhir ini.

SUBSIDI BBM= RACUN?

Tidak dapat diragukan lagi bahwa subsidi BBM menina bobokan RAKYAT INDONESIA dari segala strata. Pengguna jalan raya ceria bahkan  bersedia bermacet-macet ria karena mendapat jatah signifikan uang negara. Setiap tahun rata-rata 18 persen dari APBN habis dibakar mereka. Dalih pemerintah untuk menjaga konsumsi rakyat bawah tidak terbukti karena yang banyak menikmati justru pemilik mobil mewah. Ditambah warisan kebijakan MOBIL MURAH (LCGC) presiden terdahulu semakin memperparah keadaan.

baca:http://politik.kompasiana.com/2014/11/06/motoris-di-subsidi-bensin-rp1000000-vs-mobil-9360000-685013.html

Sejatinya BBM bersubsidi bukan saja meninabobokan RAKYAT INDONESIA, tetapi sudah lebih kepada meracuni mentalitas RAKYAT INDONESIA yang selalu menuntut subsidi dan kemudahan dalam berbagai bentuk.

Banyak hal positif yang bisa kita lakukan daripada sekedar ikut larut dalam hiruk pikut kenaikan BBM. Mari ciptakan nilai tambah dari kekayaan mineral Indonesia tetap lanjutkan kebijakan larangan ekspor mineral mentah sejak 12 Januari 2014, hentikan ekspor energi baik batu bara, gas bumi, karena kita masih perlu itu semua.

Bandingkan  dengan Thailand yang mengharamkan subsidi BBM bagi rakyatnya. Harga BBM di Thailand berkisar antara Rp.12.000-13.000, tetapi harga makanan dan kebutuhan pokok murah, kegaduhan politik, tidak berimbas pada nilai tukar mata uang BATH yang relatif stabil terhadap dolar AS (US$) dan termasuk mata uang kuat di Asia Tenggara.

Bangga sekali jika kita bisa menjadi bangsa yang mandiri, rakyat yang bermental pejuang. Mumpung masih dalam suasana hari pahlawan mari kita gelorakan semangat ke-Indonesiaan UNTUK INDONESIA YANG MANDIRI DAN BERMARTABAT.

Salam Hangat

Hari Bagindo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun