Ya benar sekali. Saudara-saudara kita pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung bukan orang-orang yang perlu dikasihani. Tetapi para pengungsi mencoba bangkit agar mampu tampil menjadi orang-orang yang mandiri, menata masa depan, memulai membangun harapan dan akhirnya dapat memperlihatkan bahawa Tuhan itu juga bekerja melalui jalan-jalan yang tak terpikirkan oleh manusia bahkan pada saat susah seperti ini.
Sekarang saatnya semua mulai bekerja untuk memberdayakan lagi hidupnya. Sehingga dalam situasi seperti ini kita tetap bisa mendapatkan kasih sayang Tuhan. untuk boleh membangun kembali pengharapannya.
Akhir kata kesempatan ini mohon dipakai dengan sebaik-baiknya kita doakan supaya tanah dan pupuk dan benih itu berkembang dengan sangat baik dan hidup-bapak-bapak dan anak-anak bisa kembali lagi dan punya kegembiraan.
Respon pengungsi:
"Kami beterimakasih kepada penduduk Desa Sikeben, kami melihat lokasi tanah ini yang sesuai tanam cabe, tomat, dan juga tanam kentang. kalo teknologinya lain sekali dengan yang biasa kami kerjakan. Kalo diterapkan teknologi disana ke sini mungkin berlipat ganda hasilnya itu bung. Sistem pengerjaannya gitu.
Bapak pendeta menambahkan:
"Kalau kalian bisa lakukan dengan benar dan itu bisa meningkatkan pendapatan anak sikeben, luar biasa kalian. Menjadi berkat. Jadi ciptakan suasana bahwa kita bukan pendatang. Kami jadi bagian masyarakat sikeben".
Nilai Belajar
Saya sungguh belajar. Ada situasi yang berat, tapi ada pihak yang baik sekali yang begitu mengasihi temannya yaitu bapak-bapak di Desa Sikeben ini menyambut keinginan mereka.
Kami belajar. Kami yang hidup dengan situasi yang lebih baik dengan berkat-berkat yang nyaman kadang-kadang melupakan semangat berbagi dan bersyukur itu.
Kami belajar dan mau mendoakan agar semua ini berhasil.
Ya, memang sudah begitu seharusnya. Semangat membangung apa-apa yang Tuhan masih kasih. Tuhan pasti akan memberi lebih baik lagi.