e:hari.bagindo@gmail.com
Situasi Kondisi Pelaksanaan MEA 2015
Ratusan ribu perawat asal Filipina akan membanjiri Indonesia pada 2015. Demikian juga dengan puluhan ribu akuntan asal 9 negara ASEAN yang lain akan membanjiri perusahaan-perusahaan Indonesia. Ribuan pengacara asing akan bebas membuka praktek profesionalnya di Indonesia. Belum lagi dokter asing yang boleh membuka praktek di seluruh wilayah Indonesia.Tenaga kasar driver asal Malaysia berdarah India siap menggantikan supir Indonesia yang tidak bisa berbahasa Inggris. Pasar kerja Indonesia akan di banjiri oleh tenaga-tenaga profesional asing yang mencoba mencari peruntungannya di Indonesia.
Kehidupan masyarakat Indonesia tidak akan sama lagi paska berlangsungnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Restauran Thailand berkompetisi dengan Warung Tegal, Nasi Padang, dan Lapo Tuak. Panti pijat lokal juga akan bersaing dengan Ilmu tekuk bandan asal Thailand yang terkenal itu, Shiatsu, Yoga, dan Praktek Kesehatan yang lain asal luar negeri. Dokter dan bidan akan bersaing dengan praktek dokter dari negara ASEAN yang lain. Singkat kata semua sendi kehidupan kita akan mengalami pergeseran, syukur tidak mengalami cidera serius.
Sekilas MEA
Sekitar satu dekade lalu para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. MEA dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta MAMPU menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. MEA(Masyarakat Ekonomi Asean memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi diberbagai tingkat akan semakin ketat.
Gambaran situasi kondisi pasca MEA sudah coba saya deskripsikan di awal tulisan ini. Apa iya masyarakat Indonesia sudah tahu banyak tentang Masyarakat Ekonomi Asean 2015 yang sudah tidak bisa ditolak lagi kedatangannya?
Saya harus apa?
Langkah sosialisasi apakah sudah di lakukan untuk menggaungkan situasi yang pasti terjadi ini?
Belum lagi antisipasi yang harus di lakukan disetiap tingkat masyarakat, ukm, pemerintah daerah, dan tingkat negara.
Jika MEA adalah sebuah keniscayaan yang harus kita hadapi, seperti sebuah Tsunami persaingan perekonomian tingkat ASEAN, rasanya kita harus lebih terbuka dan mulai memetakan kemungkinan manfaat dan mudarat serta langkah-langkah yang harus dan perlu dilakukan untuk memenagkan persaingan dan perebutan kesejahteraan yang semakin liar dan buas. Persaingan bukan hanya kepada sesama penduduk Indonesia tetapi juga kepada penduduk Asean lainnya.
Berhitung Waktu
Waktu tinggal sedikit, tantangan pasti datang, mari kita persiapkan diri. Atau Indonesia akan menjadi bancaan rame-rame karena pasar yang luas, penduduk yang banyak, wilayah yang besar. Surga bagi para pemangsa.
Jadi pemangsa atau yang di mangsa??
Sepenuhnya ada di tangan kita.
Seperti lagu "Halo-Halo Bandung", penggalan syarir "Mari bung rebut kembali!", mudah-mudahan bisa menyemangati kita menghadapi era MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 nanti.
Semoga bisa menjadi perhatian kita bersama.
19 Nopember 2014, Jakarta Poesat
inspirasi lainnya
http://sosbud.kompasiana.com/2014/11/17/desa-sikeben20ha-untuk-pengungsi-sinabung-686960.html
http://politik.kompasiana.com/2014/11/18/jokowipemerintahan-seumur-bayi-yang-punya-nyali-687094.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H