Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mau Demo Buruh Berhenti? Belajar dari China

10 Desember 2014   21:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418197915686595490

e:hari.bagindo@gmai.com

[caption id="attachment_340549" align="aligncenter" width="156" caption="Buruh bersatu tak bisa dikalahkan"][/caption]

Buruh suatu istilah yang di lekatkan khususnya oleh para pekerja di pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia. Organisasi yang menaungi buruh membuat stigma buruh menjadi buruk seiring banyaknya demo, kemacetan dan berbagai tuntutan yang selalu hadir dalam setiap aksi demo buruh. Tuntutan kenaikan upah, penghapusan outsourcing, merupakan tuntutan yang biasa dan rutin kita dengar dalam setiap aksi demo yang dilakukan buruh .

Buruh masuk dalam kategori "angkatan kerja" merujuk dalam statistik resmi atau "official statistics" yang adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2010, 2011 dan 2012 berturut-turut sebesar 67.72 persen, 68.34 persen dan67.88 persen. Sedangkan angka tingkat pengangguran  terbuka tahun 2010, 2011 dan 2012 berturut-turut sebesar  7.14 persen, 6.56 persen dan 6.14 persen mengacu pada data Keadaan Kerja Indonesia pada bulan Agustus 2010, 2011 dan 2012.

Pengeluaran perkapita penduduk Indonesia sebulan tahun  2013 berdasarkan data BPS adalah sebesar Rp.703.511.  Jika buruh dengan seorang istri dan satu anak, pengeluran sebulan menjadi 3x 703.511=2.110.533, jika satu istri dan 2 anak total pengeluaran sebulan sebesar 2.814.044.

Besaran angka pengeluaran perbulan inilah yang oleh pemerintah DKI yang telah menetapkan menjadi upah baru buruh tahun 2015 baru-baru ini yang direkomendasikan oleh Dewan Pengupahan DKI Jakarta yang terdiri dari unsur pemerintah dan pengusahanya sebesar Rp 2.693.764,40, angka ini dibulatkan menjadi Rp 2,7 juta.

Tidak ada yang salah dengan tuntutan buruh untuk meningkatkan kesejahteraan. Tuntutan tersebut harus disalurkan melalui mekanisme yang tepat. Aksi-aksi yang anarkis dan brutal yang mengganggu kegiatan ekonomi dengan kemacetan dan pengrusakan yang cenderung ke arah kriminal malah mengurangi simpati masyarakat luas terhadap organisasi-organisasi yang menaungi para buruh ini.

Belajar dari China

China sebuah negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tentunya punya jurus juga dalam mengurus buruh. Banyak kota-kota nelayan yang dipenuhi oleh buruh berubah menjadi kota-kota maju dan bertumbuh karena dikelola dengan baik.

Pengelolaan buruh di China menganut analogi "TOREN AIR". Bukan air yang masuk ke dalam Toren yang di tambah, tetapi keran air yang keluar dari Toren air yang diperkecil".

Pemerintah China tidak mengambil kebijakan menaikkan upah buruh, Pemerintah China lebih memilih memperkecil pengeluaran buruh-buruh di sana.

Yang dilakukan pemerintah China untuk memperkecil pengeluaran buruh antara lain dengan membuat perkampungan buruh. Buruh diberi fasilitas hunian vertikal yang terjangkau. fasilitas kesehatan, pendidikan anak dan pengeluaran untuk makanan disediakan sesuai dengan kantong para buruh China. Intinya dengan apa yang diperoleh dari gaji buruh akan mampu mencukupi kebutuhan hidup cukup dan tidak berlebih.

Wajar saja buruh berteriak keras dan lantang. Kenaikan Upah Minimum Propinsi belum lagi dinikmati, inflasi akibat kenaikan harga BBM langsung menggerus pendapatan gaji buruh yang sudah tidak lagi cukup itu katanya.

Pepatah dulu yang mengatakan "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China" rasanya tepat di terapkan di tengah hingar bingar demo buruh yang kalau tidak di urus akan meluluh lantakkan hasil-hasil pembangunan yang sudah ada ini.

Tenanglah para buruh, bekerjalah cerdas.

Jakarta Poesat, 10 Desember 2014

Hari Bagindo

Inspirasi lainnya

http://politik.kompasiana.com/2014/11/25/anies-baswedan-guru-sang-arsitek-jiwa-688499.html

http://politik.kompasiana.com/2014/12/09/korupsi-dan-analogi-kantong-bocor-691080.html

http://politik.kompasiana.com/2014/11/28/bom-bunuh-diri-sby-689124.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun