e:hari.bagindo@gmail.com
[caption id="attachment_340784" align="aligncenter" width="259" caption="Real Life Daily Activity"][/caption]
Kembali ke kehidupan nyata. sebuah kata yang mudah di ucapkan tetapi sulit untuk di kerjakan. Konteksnya bisa beraneka-ragam dan dalam situasi yang berupa-rupa pula.
Dalam kasus saya, pernyataan kembali ke kehidupan nyata dilekatkan dalam konteks mengurus anak sendiri. Paska mertua atau pengasuh kembali ke kampung halaman, tanggung jawab mengurus rumah dan anak akan kembali kepada kami. Sudah terbayang di depan mata, beragam dan beraneka macam dinamika yang akan menyertai. Masa bulan madu sudah berakhir seperti yang diungkapkan banyak orang.
Konteks lain kembali ke kehidupan nyata, seorang rekan yang dahulu menjadi manajer di sebuah perusahaan ritel besar di Indonesia yang memutuskan resign alias mengundurkan diri dari posisinya untuk memulai berwirausaha sering mengungkapkan pernyataan kembali ke kehidupan nyata. Beragam keadaan dan situasi dan konteks dapat di lekatkan yang membawa kita pada kondisi untuk kembali pada kehidupan nyata.
[caption id="attachment_340787" align="aligncenter" width="276" caption="LIFE IS..."]
Ya itulah kenyataanya yang harus dijalani, kembali ke kehidupan nyata suatu keharusan dan keniscayaan . Hidup tetap berjalan betapapun ragam situasinya. Memang sudah hukum alamnya adalah tidaklah mudah bergeser sedikit atau berpindah menjauh dari zona nyaman yang selama ini kita berada. Romantika yang ingin membawa kita pada kenangan akan masa yang lalu merupakan tekanan tersendiri. Bersikap, mengambil keputusan dan tanggung jawab serta menjalaninya merupakan pilihan yang sudah seharusnya diambi. Sebaliknya berhenti menjalani hidup berarti mati, dan mati bukan lah pilihan bukan? kehidupan terus berjalan bahkan setelah kematian sekalipun. Bergerak terus alias move on merupakan kelanjutan hukum alam yang tetap berjalan dengan ritmenya sendiri.
Menghadapi ketidaknyamanan hidup bisa berarti beradaptasi dengan situasi baru. Kita memiliki naluri untuk mensiasati situasi yang tidak mengenakkan sekalipun. Secara alamiah kita melakukan apa yang disebut dengan mekanisme pertahanan diri atau ilmiahnya disebut "self defence mechanism" . Dalam bahasa rohaninya: berjalan dalam iman bukan hanya pada hari terang, pada saat gelap pun berjalan dalam iman.
Pengertian dan keyakinan seperti inilah yang membuat kita semakin berhati-hati menjalani hidup. Rasa takut diawal karena ketidak- pastian masa depan adalah wajar tetapi ketakutan yang berlebihan yang membuat kita tidak berani melangkah kedalam ketidak-pastian jangan pula terjadi. Semua hal ini hanyalah mekanisme dari hukum alam yang sedang berproses mencari kesetimbangan baru dalam kehidupan.
Kembali Ke Kehidupan Nyata
Kenaikan harga BBM, AHOK menjadi Gubernur DKI, Kenaikan harga pangan, Gaji yang tidak naik, Macet, Banjir, Polusi, Tawuran, Korupsi, Prabowo gagal jadi Presiden, Pemilihan tidak langsung merupakan cuplikan kecil situasi nyata kehidupan dan berjuta-juta situasi nyata lain yang harus di kita terima dan jalani dalam kehidupan nyata.
Kembali ke kehidupan nyata merupakan bentuk bertahan hidup atau "survive" sebagai obat bingung untuk mengisi waktu antara bangun dan tidur kita.
Menulis opini ini juga merupakan cara saya untuk survive sebelum agenda tidur yang segera tiba.
Selamat malam! selamat tidur dan selamat ber"survive" kawan!
Kali malang, 11 Desember 2014
Hari Bagindo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H