Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Motoris di Tangan Ahok!!!

12 Desember 2014   17:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:27 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418354833328678896

e:hari.bagindo@gmail.com

[caption id="attachment_340830" align="aligncenter" width="275" caption="Nasib Motoris di Tangan AHOK!"][/caption]

Nikmatnya Naik Sepeda Motor

Berkendara menggunakan sepeda motor merupakan kenikmatan yang luar biasa. Menggambarkan kenikmatan berkendara motor agak sulit atau setidaknya sedikit sulit jika harus digambarkan  dengan kata-kata.

Ini Dia Alasannya

Bagi mereka yang tidak memiliki dan mengendarai sepeda motor tentunya sedikit kesulitan mencerna penyataan yang saya sampaikan diatas. Pengendara motor selain bisa lincah karena kecepatannya, motor juga memiliki keleluasaan karena bentuknya yang ramping sehingga bisa selip sana dan selip sini diantara mobil dan kendaraan yang lebih besar sehingga motor merupakan pilihan kendaraan terbaik untuk mensiasati kemacetan yang bukan lagi hanya terjadi di Jakarta tetapi mulai merambah daerah-daerah lain. Jika tuntutan waktu tempuh yang mepet menjadi pertimbangan alias telat di tengah kondisi kemacetan yang menggila, motor tetap menjadi pilihan logis yang terbaik yang selalu menjadi primadona warga Jakarta.

Belum lagi semilir sejuk angin yang bertiup menyentuh wajah.  Berboncengan dengan pasangan , pastinya full body contact dibarengi dengan pelukan yang erat serasa memanjat pohon kelapa bagi mata orang awam menjadi pemandangan biasa yang kita saksikan menjadi aktivitas muda-mudi mengisi waktu senggang dan luang menjelang senja disela-sela aktivitas belajar dan sekolah. Interaksi hangat dan lembut bersama alam sekitar terasa sekali jika berkendara dengan motor. Sensasi ini tidak didapat jika kita menggunakan moda transportasi lain.

Pertimbangan konsumsi bahan bakar yang irit tentu menjadi pertimbangan utama seiring dengan meningkatnya harga BBM, moda transportasi kendaraan  roda dua ini masih relatih murah dan dianggap cukup  ramah terhadap kantong masyarakat Indonesia.  Sampai-sampai di beberapa daerah di Indonesia, angkutan umum kehilangan pamornya karena masyarakat enggan munggunakan akutan umum dan beralih menjadi pengguna sepeda motor. Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan contoh aktual hilangnya angkutan umum karena masyarakat telah beralih menjadi pengguna sepeda motor.

Kondisi yang demikian telah memungkinkan Indonesia untuk di tahbiskan menjadi negara dengan tingkat keterampilan bersepeda motor terhebat di dunia karena dukungan  jumlah pengguna sepeda motor yang cukup kalau tidak bisa disebut terbanyak di dunia.

Motor dan Kecelakaan

Tak dapat di sangkal memang kecelakaan lalu lintas di dominasi oleh kecelakaan sepeda motor. Baik kecelakaan tunggal atau beruntun. Rendahnya kesadaran berlalu lintas, perawatan kendaraan yang tidak maksimal, kondisi jalan yang rusak, konsentrasi dan fokus pengendara motor yang terpecah akibat penggunaan alat komunikasi selama mengendara di sinyalir menjadi faktor utama meningkatnya angka kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Khusus Jakarta

AHOK tidak tinggal diam melihat situasi dan kondisi persepeda motoran di Jakarta di tambah dengan kemacetan dan meningkatnya angka kecelakaan yang mengakibatkan kematian yang didominasi oleh pengguna sepeda motor. AHOK mencoba untuk mengalihkan pengguna sepeda motor untuk beralih menggunakan transportasi umum.

Membatasi atau tepatnya melarang motor masuk ke jalan protokol adalah pilihan kebijakan yang di ambil oleh AHOK.

AHOK bersikeras melaksanakan programnya ini untuk menekan angka kecelakaan dan mengurai kemacetan. Rekayasa sosial ini tentunya diiringi dengan kebijakan lainnya: penyediaan lahan parkir, transportasi bis tingkat gratis sebagai alternatif menggunakan motor di jalan protokol Thamrin dan Medan Merdeka Barat sedang di ujicobakan. Jika rekayasa ini berhasil AHOK berencana akan memperluas larangan bersepeda motor di jalan-jalan protokol lainnya sebelum menjadi kebijakan yang utuh dan mapan.

Domino Efek

Seperti biasa, Jakarta selalu menjadi barometer kota-kota lainnya di Indonesia. Kebijakan yang berhasil di Jakarta akan di ketok tularkan ke wilayah lain. Sebut saja Trans Jakarta telah menjelma menjadi Trans Jogja dan Trans Solo. Kampung deret, lelang jabatan, apbd on line, beautifikasi jalan dan selokan, kartu jakarta sehat, kartu jakarta pintar, dll bukan hanya di adopsi dalam level regional tapi acap kali menjadi acuan program nasional dan sorotan dunia.

Teknik rekayasa pengendara sepeda motor ini pun akan bernasib sama. Jika berhasil pastinya akan di adopsi oleh daerah lain. Meskipun ilmu rekayasa pengendara motor ini belum ada di dunia alias minim rujukan kalau tidak bisa di katakan belum teorinya, praktek serta contoh penerapan di  negara lain di dunia ini.AHOK berani menginisiasi dan mengawali rekayasa pengendara sepeda motor ini meskipun di kelilingi oleh pesimisme dari berbagai pihak.

Seperti biasa AHOK cuek saja dan jalan terus. Apa yang di pandang baik, benar, menguntungkan buat banyak orang dan membangun kehidupan yang baik cukup menjadi dasar pelaksanaan program-program transformatif dan inovatif yang tengah di jalankan di Jakarta.

Selamat Bekerja pak AHOK, nasib pengendara sepeda motor rupanya ada di tangan Bapak AHOK!

Salam Hangat dan selamat pagi.

Jakarta Poesat, 12 Desember 2014

Hari Bagindo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun